AFP PHOTO / Ed Jones
AFP PHOTO / Ed Jones

Juni, Aktivitas Pabrik Manufaktur di Asia Lesu

Arif Wicaksono • 01 Juli 2015 17:56
medcom.id, Tokyo: Aktivitas maunfaktur yang meliputi produksi dan permintaan di Asia melambat di Juni 2015. Tren ini terjadi di sejumlah negara dari Asia Tengah, Asia Timur hingga Asia Tenggara.
 
Dilansir di Nikei Asian Review,  Rabu (1/7/2015) indeks  manufaktur India jatuh dari 52,6 di Mei menjadi 51,3 di Juni karena lesunya aktivitas bisnis. Data ini selaras dengan pelambatan perekonomian india yang tampak dari melemahnya permintaan untuk aktivitas pabrik dari September tahun lalu.
 
Ekonom Markit Pollyana De Lime menuturkan pertumbuhan bisnis baru menemui titik terendahnya karena pelemahan ekspor yang terjadi di India.

“Maka dari itu kita berharap Bank Sentral  India akan menurunkan suku bunganya,” kata dia.  
 
Begitu juga dengan yang terjadi di Jepang ketika indeks manufaktur Jepang jatuh dari 50,9 di Mei ke 50,1 di Juni. Analis Markit Amy Brownbill menuturkan Hal ini terjadi karena berkurangnya investasi dan tantangan ekonomi yang menimbulkan kontraksi pada permintaan industri.
 
Kondisi ini berbeda ketika ekspor meningkat tertinggi semenjak Desember 2013 karena rendahnya nila tukar mata uang Jepang.   
 
Indeks Manufaktur Indonesia naik tipis dari 47,1 di Mei menjadi 47,8 di juni namun masih di bawah 50. Pollyana De Lima menuturkan pengeluaran permintaan dan pembelian berjalan solid seiring dengan suku bunga yang rendah.
 
 “Namun nilai 47,2 merupakan titik terendah di kuartal kedua semenjak kita mengoleksi data tersebut dari 2011,” kata dia.
 
Indonesia mendapatkan dampak yang buruk selama sembilan bulan terakhir dengan pengurangan permintaan baik dari domestik maupun dari ekspor yang membuat level produksinya menurun.
 
Indeks manufaktur Malaysia juga menurun dari 49,5 ke 47,6 pada Juni. Penurunan ini mensinyalkan kondisi manufaktur yang memburuk di Malaysia dan hal ini merupakan penurunan terjelek selama dia setengah tahun
yang disebabkan oleh lemahnya produktivitas dan kondisi market yang lemah.   
 
 “Ini juga karena rendahnya level pekerja selama enam bulan terakhir,” ujar Ekonom Markit Amy Brownbill.
 
Korea Selatan juga tekena musibah ini dengan penurunan Indeks manufaktur yang tadinya mencapai 47,8 pada Mei menjadi 46,1 pada Juni. Penurunan ini disebabkan berkurangnya perdagangan dengan USA dan Jepang serta permasalahan penyakit MERS yang merebak di Negara Gingseng tersebut.
 
Vietnam juga mengalami penurunan indeks manufaktur dengan mencapai 52,2 pada Juni ketimbang pada Mei yang sebesar 54,8.
 
Andrew Harker Ekonom Senior Markit menuturkan perusahaan berusaha menaikkan pekerja dan aktivitas pembelian. “Hal ini menandakan mereka sangat optimistis dengan outlook tahunan tersebut,” kata dia.
 
Indeks ini diluncurkan Nikkei dengan menganalisa 13 negara di Asia. Riset ini bekerja sama dengan perusahaan finansial asal Inggris Markit.
 
Data ini diambil secara langsung melalui tatap muka dengan sejumlah perusahaan di masing-masing negara.  Data ini juga sering diambil setiap pengambil keputusan di masing-masing negara.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan