"Anggota Uni Eropa harus mengambil sikap tegas dengan Inggris selama pembicaraan mengenai brexit," kata President of the EU's Executive Body the European Commission Jean-Claude Juncker, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (7/10/2016).
Beberapa politisi Inggris telah menyarankan agar Inggris dapat menegoisasikan hubungan perdagangan yang erat dengan Uni Eropa tanpa harus ada gerakan terkekang dari orang Inggris ketika memutuskan untuk meninggalkan Uni Eropa.
"Ini harus jelas bahwa jika Inggris ingin memiliki akses gratis ke pasar internal (Uni Eropa) maka semua aturan dan semua kebebasan perlu dihormati secara penuh. Anda tidak dapat memiliki satu kaki dan satu kaki keluar. Pada titik ini kita harus kompromi. Saya melihat manuver," kata Juncker dalam pidatonya di Paris.
Lebih lanjut, Juncker mengatakan, Uni Eropa masih terbuka untuk pembicaraan lebih lanjut tentang kesepakatan perdagangan Transatlantic dan kemitraan investasi dengan Amerika Serikat (AS). Namun, ia menegaskan, hal itu tidak akan membuat Uni Eropa 'berlutut di depan orang AS'.
Sementara itu, Kepala Ekonom Bank Dunia untuk kawasan Asia Timur dan Pasifik Sudhir Shetty mengatakan, keputusan Inggris keluar dari Uni Eropa atau brexit tidak berdampak besar terhadap pertumbuhan ekonomi di Asia Timur dan Pasifik.
"Sebenarnya kita tidak tahu dampak keseluruhan dari brexit sampai Inggris benar-benar meninggalkan Uni Eropa, yang menurut Theresia May (Perdana Menteri Inggris) prosesnya akan secara resmi dimulai Maret 2017," ujar Shetty.
Lemahnya pengaruh brexit bagi perekonomian Asia Timur dan Pasifik disebabkan terbatasnya jaringan perdagangan langsung, investasi, serta keuangan antara kedua kawasan tersebut dengan Inggris.
Pinjaman dari bank-bank Inggris baik pinjaman lintas negara maupun pinjaman dalam negeri dari anak perusahaan lokal, hanya terkonsentrasi di pusat-pusat keuangan regional Hong Kong, Tiongkok, Singapura, dan Malaysia. Sementara di negara berkembang Asia Timur dan Pasifik lainnya, pinjaman dari bank Inggris tercatat tidak sampai tiga persen dari PDB.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News