"Pemerintah asyik utak atik angka mereka. Berkali-kali kita sampaikan, suku bunga dinaikkan tanpa memikirkan daya beli masyarakat," ujar Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Tutum Rahanta, saat diskusi, di Grand Indonesia, Jakarta Pusat, Rabu (18/3/2015) malam.
Dirinya menambahkan, daya beli, khususnya di bidang retail, dari awal tahun sudah melemah. Bahkan pertumbuhan ritel tahun lalu hanya sekitar tujuh persen dari seharusnya 15 persen.
Ketua Umum Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia, Gunadi Sindhuwinata, mengatakan, kelabilan pemerintah juga menurunkan daya beli kekuatan pasar kendaraan bermotor dalam negeri. "(Harga) BBM naik enggak jadi, daya tahan dan kekuatan daya beli kita turun gara-gara itu," ungkap dia.
Kalau tidak segera dibereskan, hal ini tidak akan pernah bisa mengatasi semua masalah yang terjadi. "Kita harapkan mampu menstabilkan, harus dibereskan," cetusnya.
Di sisi lain, industri sepeda motor dituntut menaikkan ekspor sepeda motor hingga 300 persen. Akan tetapi jika pasar sepeda motor saja sudah turun, skalanya pun akan turun. Oleh karena itu, pasar jangan sampai diganggu. khususnya dari luar negeri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News