CEO Interim HSBC Noel Quinn mengonfirmasi bakal melakukan efesiensi besar-besaran USD4,5 miliar, yang berimbas pada 15 persen tenaga kerja global bank yang berbasis di London itu.
Penurunan laba perusahaan itu jauh dari perkiraan analis yang diprediksi sebesar USD19,83 miliar.
"Kami berharap jumlah karyawan kami menurun dari level saat ini, yaitu 235 ribu menjadi sekitar 200 ribu pada 2022," kata Quinn seperti dilansir dari The Guardian, Selasa, 18 Februari 2020.
HSBC yang beroperasi di 64 negara ini mengatakan akan ada pengurangan pada bagian-bagian pekerjaan yang penting di Inggris. Terutama yang membutuhkan operasi kantor pusat, yang sebagian besar berbasis di London. Di Inggris, HSBC mempekerjakan lebih dari 40 ribu karyawan.
Quinn mengatakan penurunan laba terjadi akibat penurunan aset yang tidak berwujud sebesar USD7,3 miliar di Eropa. Ini menjadi asumsi pertumbuhan ekonomi jangka panjang dan memengaruhi bisnis HSBC.
Penurunan tersebut, bahkan menghasilkan kerugian sebelum pajak sebesar USD4,65 miliar pada bisnis HSBC di Eropa. Quinn menambahkan tekanan dari wabah virus korona turut memengaruhi bisnis HSBC di Asia yang menjadi tempat bank memperoleh sebagian besar pendapatannya.
"Sejak awal Januari, wabah virus korona telah menciptakan gangguan signifikan bagi staf, pemasok, dan pelanggan kami, terutama di Tiongkok daratan dan Hong Kong," katanya.
"Tergantung pada bagaimana situasi berkembang, ada potensi perlambatan ekonomi yang berdampak pada kerugian kredit kami di Hong Kong dan Tiongkok daratan," tambah dia.
Sementara dalam jangka panjang, HSBC menilai ada kemungkinan pengurangan pendapatan akibat pinjaman dan volume transaksi yang lebih rendah, dan kerugian kredit lebih lanjut yang berasal dari gangguan pada rantai pasokan pelanggan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News