Adapun dovish adalah kecondongan untuk menunda kenaikan suku bunga atau melakukan kebijakan moneter longgar. "Sebagai gantinya, AS harus menyelesaikan masalah tersebut di meja perundingan. The Fed dapat mengurangi beberapa efek buruk," kata Kepala Ekonom PGIM Fixed Income Nathan Sheets, seperti dikutip dari CNBC, Sabtu, 8 Juni 2019.
"Tetapi saya tidak yakin the Fed cenderung bergerak cukup cepat atau cukup signifikan untuk sepenuhnya mengimbangi efek dari perang perdagangan ini. Saya pikir pada akhirnya solusi atau resolusi ini harus datang di meja perundingan antara Presiden (Donald) Trump dan Presiden Xi (Jinping), dan antara Amerika Serikat dan Meksiko," tuturnya.
"The Fed akan melakukan yang terbaik di mana ekonomi berada, tetapi akan diperlukan pelonggaran kebijakan moneter yang dramatis bagi mereka untuk sepenuhnya mengimbangi efek semacam ini," tambah Sheets.
Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell memang mengisyaratkan bahwa bank sentral terbuka untuk pelonggaran kebijakan moneter untuk mendukung perekonomian, di tengah meningkatnya ekspektasi untuk beberapa pemotongan suku bunga acuan di tahun ini.
Dia mengatakan bank sentral sedang mengamati perkembangan ekonomi saat ini dan akan melakukan apa yang harus dilakukan untuk menjaga ekspansi yang hampir tidak ada habisnya.
Kepala Ekonom Institut Keuangan Internasional Robin Brooks menambahkan ada beberapa tanda peringatan dari bank sentral AS. "Kami khawatir tentang pasar yang sedang berkembang. Semua ini geopolitik, tarif, sanksi, dan risiko perdagangan benar-benar merusak pasar negara berkembang, dan Fed dovish tidak cukup untuk mengimbangi itu," ucapnya.
Pasar telah dihantui oleh ketegangan perdagangan yang menyebar ke Meksiko minggu lalu ketika Trump mengumumkan bahwa AS akan mengenakan tarif pada barang-barang Meksiko, dengan lebih banyak tugas yang akan ditambahkan sampai negara tersebut mengambil tindakan tegas pada imigrasi yang tidak memiliki dokumen melintas ke AS.
Sementara itu, ketegangan perdagangan AS dengan Tiongkok terus tidak terselesaikan, dengan retorika yang semakin negatif dalam dua minggu terakhir. Dana Moneter Internasional (IMF) memperingatkan tarif AS-Tiongkok dapat memangkas ekonomi global 0,5 persen pada 2020. Itu juga menurunkan perkiraan pertumbuhan 2019 untuk Tiongkok menjadi 6,2 persen.
IMF telah merevisi proyeksi untuk pertumbuhan global dalam beberapa kuartal terakhir karena ketegangan perdagangan dan kekhawatiran di sekitar Tiongkok telah memicu kejatuhan di pasar saham dan mengurangi pendapatan perusahaan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News