"Apa yang selalu kami katakan adalah bahwa Aramco siap untuk dicatatkan kapan pun pemegang saham membuat keputusan untuk mendaftar (di bursa saham Riyadh)," kata Amin Nasser, kepada wartawan, dalam sebuah Konferensi Energi Dunia di Abu Dhabi, seperti dikutip dari CNBC, Sabtu, 14 September 2019.
"Dan seperti yang kamu dengar dari Yang Mulia Pangeran Abdulaziz kemarin, itu akan segera terjadi. Jadi, kami siap -itu intinya," tegasnya.
Nasser juga mengonfirmasi rencana perusahaan raksasa minyak negara itu untuk melakukan pencatatan saham secara internasional selain di Arab Saudi. Namun sayangnya, ia tidak memberikan rincian yang jelas mengenai lokasi lain yang sedang dipertimbangkan untuk mencatatkan saham.
"Pencatatan utama adalah mendaftar secara lokal (di bursa efek Riyadh), tetapi kami siap juga untuk mendaftar (pencatatan saham) di luar. Kami siap mendaftar di mana pun pemegang saham memutuskan," kata Nasser, ketika ditanya apakah Aramco akan mencatat saham di Tokyo, Jepang.
Adapun Arab Saudi berencana melepas saham Aramco sebanyak satu persen di bursa saham lokal sebelum akhir tahun ini dan satu persen lainnya pada 2020. Hal itu adalah langkah pertama menjelang penjualan saham ke publik sekitar lima persen dari perusahaan. Adapun raksasa minyak itu telah menunda IPO-nya, yang semula dijadwalkan pada 2018.
Penundaan itu terjadi karena kekhawatiran Arab Saudi tentang pengawasan publik atas keuangannya dan karena kompleksitas struktur perusahaan. Apabila IPO ini terealisasi maka akan menjadi penawaran umum terbesar dalam sejarah. Menteri Energi Saudi yang baru Pangeran Abdulaziz bin Salman menggarisbawahi pentingnya peraturan bagi Saudi Aramco.
Hal itu, lanjutnya, karena Saudi Aramco bersiap untuk melakukan IPO yang telah lama ditunggu oleh investor. "Saya tidak ragu dalam pikiran saya bahwa menekankan pemisahan antara Aramco, perusahaan, dan kementerian sebagai regulator adalah suatu keharusan," katanya.
"Regulator tidak bisa seseorang, regulator harus menjadi institusi. Peran regulator itu harus didefinisikan, dan kontur peran regulator harus dipahami," tambahnya.
Adapun langkah IPO yang dilakukan Aramco bertujuan untuk menghasilkan uang bagi pemerintah yang ingin secara signifikan mengurangi defisit anggarannya. Selain itu, langkah mendiversifikasi ekonominya di luar minyak sebagai bagian dari Visi 2030 Putra Mahkota Mohammed bin Salman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News