Mengutip Antara, Jumat, 27 September 2019, Aveva Group, sebuah perusahaan teknologi informasi multinasional Inggris, melonjak 4,15 persen, menjadi peraih keuntungan terbesar (top gainer) dari saham-saham unggulan atau blue chips.
Diikuti oleh saham perusahaan pengecer pakaian, alas kaki dan produk rumah tangga multinasional Inggris Next, serta perusahaan pengecer dan distributor pakaian olahraga bermerek terkemuka JD Sports Fashion, yang masing-masing meningkat sebesar 4,00 persen dan 3,22 persen.
Sementara itu, Pearson, sebuah perusahaan penerbitan dan pendidikan multinasional Inggris, menderita kerugian terbesar (top loser) di antara saham-saham unggulan, dengan harga sahamnya terjun 14,03 persen. Disusul saham perusahaan tembakau multinasional Inggris Imperial Brands yang anjlok 12,94 persen, serta Carnival jatuh sebesar 7,20 persen.
Di sisi lain, bursa saham Amerika Serikat berakhir lebih rendah pada Kamis waktu setempat (Jumat WIB). Kondisi itu terjadi lantaran Wall Street mencerna sejumlah data termasuk pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) AS yang lemah untuk kuartal kedua, dan pengaduan baru terhadap Presiden AS Donald Trump.
Indeks Dow Jones Industrial Average turun sebanyak 79,59 poin atau 0,30 persen menjadi 26,891.12. Sedangkan S&P 500 turun 7,25 poin atau 0,24 persen menjadi 2.977,62. Indeks Komposit Nasdaq turun 46,72 poin atau 0,58 persen menjadi 8.030,66.
Sebanyak enam dari 11 sektor S&P 500 utama diperdagangkan lebih rendah di sekitar penutupan pasar, dengan sektor energi turun 1,24 persen, memimpin para pecundang. Di bidang ekonomi, Departemen Tenaga Kerja melaporkan, klaim pengangguran awal AS meningkat 3.000 menjadi 213.000 dalam pekan yang berakhir 21 September setiap minggu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News