Malah platform besar seperti Alibaba yang menawarkan layanan perbankan dari pinjaman ke wealth management menjadi persoalan yang patut diwaspadai. Dia mengatakan perusahaan fintech memang menyerang segala aspek dari rantaian bisnis perbankan tetapi hanya sedikit yang melakukannya dengan sukses.
“Bahkan salah satunya dengan nilai yang baik atau kelihatan berbeda tidak bisa melakukannya dengan sangat baik,” kata dia dikutip dari Strait Times, Minggu (2/10/2016).
Ini karena solusi mereka belum terbukti, sebagai gambaran banyak fintech memiliki spesialisasi di pinjaman membuat kredit model yang belum teruji dalam roda ekonomi.
“Sebagai tambahan, ini dapat membenani perusahaan fintech untuk membangun basis consumer dari bawah karena banyak dana dibutuhkan dan banyak perusahaan tergopo-hopoh ketika masuk tahapan ini, Tambah Gupta.
Ditengah tantangan ini, perusahaan fintech kecil tidak siginifikant untuk menjadi ancaman perbankan jika membandingkan platform yang besar dari perusahaan yang membangun ekosistem dan memperkuat basis kostumer mereka untuk tumbuh.
Perusahaan raksasa e-commerce asal Tiongkok, Alibaba misalnya, menawarkan pembayaran, pinjaman dan wealth management dan layanan asuransi dan telah menumbuhkanya dengan fase yang sangat cepat. Perusahaan itu menggelontorkan 60 juta barisan kredit dalam festival belanja selama sehari yang bahkan mengalahkan semua perbankan di dunia.
“Tak ada bank di dunia yang melakukan itu dalam sehari. Perusahaan itu memiliki basis konsumen dan sejauh ini memberikan tantangan lebih kepada perbankan,” tambahnya.
Dia menambahkan bahwa bank harus bersedia untuk melakukan transformasi. Ini berarti ada kesempatan untuk perusahaan fintech untuk mengambil bagian dari transfromasi itu.
“Untuk melakukan transformasi, sangat masuk akal jika perbankan bekerja sama dengan fintech, bank menyadari bahwa bukan menjadi hal penting untuk melakukan semuanya dengan kekuatan mereka,” pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News