"Tarif baja dan aluminium hanya akan turun jika kesepakatan NAFTA baru dan adil ditandatangani," ujar Trump dalam cuitannya di Twitter, seperti dikutip dari CNBC, Selasa, 6 Maret 2018.
Perwakilan AS, Kanada, dan Meksiko bertemu pada Senin waktu setempat untuk putaran final perundingan NAFTA yang telah dipersulit oleh pengumuman tarif Trump. Trump mengumumkan tarif 25 persen untuk baja dan tarif 10 persen untuk aluminium. Pasar keuangan bergolak dan menyebabkan teguran tajam dari Kanada, Uni Eropa dan lainnya, termasuk perusahaan AS.
Meski mengalami pukulan balik, Trump pada hari-hari berikutnya mempertahankan sikapnya yang keras, bahkan mengatakan bahwa perang dagang itu baik dan mudah untuk menang. Rata-rata industri di Dow Jones turun 420 poin setelah pengumuman tersebut, dipimpin oleh produsen seperti Boeing dan General Motors. Tapi stok baja justru melonjak.
Trump memberikan kejutan dengan pengumuman tarif mendadak yang dibuat dalam sebuah pertemuan dengan eksekutif baja dan aluminium serta tanpa dokumen yang menyertainya. Langkah yang diambil Trump ini tentu memberikan reaksi terhadap pergerakan pasar saham.
Awalnya Gedung Putih menunda pengumuman dan Chief Economic Advisor Gary Cohn juga telah meyakinkan Trump untuk membatalkan penetapan tarif impor atau paling tidak menunggu sampai dilakukan analisis lebih lanjut.
Tapi saat bertemu dengan Cohn dan penasihat lainnya, Trump bersikeras untuk meminta pengenaan tarif dan mengesampingkan Cohn guna mendukung Sekretaris Perdagangan Wilbur Ross dan Penasihat Dagang Peter Navarro yang menginginkan tindakan tersebut.
Presiden kemudian mengumumkan tarif dengan kamera bergulir setelah media diundang untuk menutup kesimpulan pertemuan dengan para eksekutif logam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News