Ilustrasi. (FOTO: AFP)
Ilustrasi. (FOTO: AFP)

Negeri Singa Raup Laba Besar dari Tradisi Halloween

01 November 2016 11:09
medcom.id, Singapura: Warga Singapura umumnya memang tidak merayakan Halloween. Namun, siapa yang mengira, dari perayaan yang identik dengan nuansa horor itu, 'Negeri Singa' bisa meraup laba cukup besar dari acara yang berasal dari tradisi negara-negara Eropa itu.
 
Saban menjelang 31 Oktober, Resorts World Sentosa (RWS) rutin menggelar Halloween Horror Nights. Tahun ini merupakan keenam kali RWS menggelar acara tersebut. Kali ini RWS menggandeng taman hiburan Universal Studios.
 
Baca: Singapura Jadi Investor Terbesar di Batam

Perayaan pada tahun ini pun dibuat secara besar-besaran. Sebanyak 400 aktor, 120 penata rias, dan seluruh staf dikerahkan untuk menyulap lokasi acara laiknya film horor. Suasana kian menyeramkan dengan dipasangnya instalasi sarang laba-laba, kemudian ditambah efek suara yang membuat pengunjung bergidik ngeri.
 
Pihak penyelenggara dari RWS optimistis perayaan Halloween kali ini tidak kalah meriah dengan gelaran tahun lalu yang dipenuhi lebih dari 170 ribu pengunjung. Kendati Halloween berasal dari tradisi Barat, penyelenggara membuat sedikit modifikasi dengan mencampurkan unsur-unsur lokal.
 


 
Jadi, pada acara itu, di antara gerombolan zombi asal Amerika Serikat, terselip pula sosok hantu kuntilanak dari Pontianak, Indonesia, serta manusia serigala yang menjadi mitologi di kawasan Asia Timur.
 
"Kisah horor dari Singapura juga diambil dari lima rumah hantu, kami membuat replika Rumah Sakit Tua Changi yang sudah lama tidak berfungsi," ujar Senior Vice President of Attractions of RWS Jason Horkin, seperti dikutip dalam laman CNBC.com, kemarin.
 
Kendati banyak mengadopsi budaya lokal Asia, festival Halloween di RWS tidak meninggalkan salah satu aspek dari tradisi asli Halloween, yakni permen. Alhasil, begitu memasuki Oktober, sejumlah ritel sengaja menyuplai permen edisi Halloween demi memenuhi minat konsumen.
 
Misalnya, Candylicious, sebuah produsen permen yang sudah menggurita di Singapura dan Malaysia, bahkan mulai memproduksi permen edisi khusus Halloween sejak September. Di samping permen, industri lain turut menggeliat.
 
Lihat saja perusahaan penyewaan kostum yang mencatatkan kenaikan transaksi lebih dari 50% selama perayaan Halloween, bila dibandingkan dengan periode pada umumnya.
 
"Konsumen bahkan memesan kostum jauh-jauh hari agar memperoleh kostum yang tengah menjadi tren. Total kostum yang disewa bisa lebih dari 50 ribu unit," tutur Sales Manager Customade Costume Sanee Neo. (Media Indonesia)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan