"Euro dan mata uang lainnya didevaluasi terhadap USD, menempatkan AS pada posisi yang tidak menguntungkan," kata Trump dalam cuitannya di Twitter, seperti dikutip dari CNBC, Sabtu, 15 Juni 2019, seraya menambahkan bahwa the Fed tidak memiliki petunjuk.
Namun, Trump menambahkan AS memiliki inflasi rendah dan Trump menyebutnya sebagai hal yang indah. Adapun mata uang Paman Sam sempat jatuh terhadap euro setelah tweet Trump, tetapi jatuhnya tidak terlalu signifikan. Sedangkan Trump telah berulang kali menekan Fed karena terlalu mengetatkan kebijakan moneter. Fed menaikkan suku bunga empat kali pada 2018.
Pada Desember 2018, setelah bank sentral menaikkan suku untuk terakhir kalinya tahun lalu, Trump mengeluarkan pernyataan untuk The Fed. Trump menyebut the Fed satu-satunya masalah ekonomi AS, dia mencatat bahwa The Fed tidak memahami pasar.
Trump juga mengatakan kepada Joe Kernen dari CNBC bahwa the Fed membuat kesalahan besar. Trump menilai Fed menaikkan suku bunga terlalu cepat. "Sementara itu, Tiongkok terus mendevaluasi mata uangnya. Jangan lupa, kepala Fed di Tiongkok adalah Presiden Xi dan dia bisa melakukan apapun yang dia inginkan," kata Trump.
Ekspektasi pasar untuk suku bunga yang lebih rendah telah meningkat baru-baru ini setelah rilis data ekonomi melemah. Laporan pekerjaan Departemen Tenaga Kerja AS untuk Mei menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja hanya 75 ribu atau jauh di bawah perkiraan.
Sementara itu, pertumbuhan aktivitas manufaktur melambat bulan lalu ke laju paling lambat sejak Oktober 2016. Data tersebut, ditambah dengan komentar dari Ketua Fed Jerome Powell, mengarahkan para pedagang untuk memberi penilaian peluang 78 persen dari suku bunga yang lebih rendah pada Juli, menurut alat FedWatch CME Group.
Mantan Gubernur Federal Reserve sempat mengungkapkan The Fed telah mengirim sinyal yang sangat kuat bahwa mereka siap mempertimbangkan pemotongan suku bunga acuan. Kondisi itu tentu dengan melihat beberapa indikator perekonomian seperti tingkat inflasi dan angka pengangguran.
Sarah Bloom Raskin, yang duduk di Dewan Fed dari 2010 hingga 2014, menawarkan analisis tersebut sehubungan dengan pidato Ketua Jerome Powell baru-baru ini di mana ia mengatakan bank sentral akan bertindak sesuai kondisi perekonomian untuk mempertahankan ekspansi.
"Saya pikir Powell telah memberikan pesan kepada pasar yang mengindikasikan bahwa penurunan suku bunga akan datang. Ini, pada dasarnya, merupakan sinyal yang sangat kuat bahwa Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) sebenarnya siap untuk berbicara tentang pemotongan suku bunga," kata Raskin, yang sekarang menjadi rekan senior di Duke University.
Komite Pasar Terbuka Federal, yang bertanggung jawab untuk menetapkan kebijakan moneter Amerika, dijadwalkan untuk bertemu berikutnya pada 18-19 Juni untuk memutuskan suku bunga acuan apakah harus diubah atau tidak. Keputusan itu tentu harus mempertimbangkan beberapa indikator perekonomian di Amerika Serikat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News