Pertemuan Komite Tingkat Tinggi OPEC terdiri dari Gubernur OPEC dan perwakilan nasional -pejabat yang melaporkan kepada menteri masing-masing. Adapun pertemuan ini diharapkan memberi hasil positif atas produksi minyak dan stabilitas harga minyak di pasaran.
Bulan lalu di Aljazair, OPEC setuju untuk mengurangi produksi minyak mentah ke kisaran 32,50 juta dari 33,0 juta barel per hari, yang merupakan pemangkasan pertama sejak 2008 guna menopang harga minyak yang sekarang ini sedang terpuruk.
Baca: Jika Disetujui, Gubernur OPEC Indonesia Baru Dilantik di November
Kesepakatan itu berpotensi mengalami kemunduran karena Irak meminta dibebaskan dari pemangkasan termasuk negara seperti Iran, Libya, dan Nigeria. Negara-negara tersebut telah terpukul oleh sejumlah sanksi dan konflik sehingga menginginkan untuk meningkatkan pasokan minyak.
.jpg)
Api muncul dari pipa di ladang minyak di Basra, Baghdad, Irak (REUTERS/Essam Al-Sudani)
"Ini semakin rumit karena setiap hari ada masalah baru yang datang," kata seorang delegasi OPEC, sebelum melakukan pertemuan, seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (28/10/2016).
Meski demikian, para pejabat OPEC lainnya termasuk Sekretaris Jenderal OPEC Mohammed Barkindo mengatakan mereka optimistis kesepakatan akhir akan tercapai. Hasilnya diharapkan bisa memberi stimulus positif bagi harga minyak yang membaik di masa mendatang.
Baca: Harga Minyak Naik Menjelang Pertemuan OPEC
"Musyawarah kami hari ini -dan besok dengan beberapa produsen non-OPEC- bisa sangat baik dan memiliki konsekuensi yang mendasar bagi pasar utamanya dalam jangka menengah dan jangka panjang bagi industri," kata Barkindo dalam pidatonya pada pertemuan tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News