Ilustrasi (FOTO: AFP)
Ilustrasi (FOTO: AFP)

Ketegangan Timur Tengah Picu Harga Minyak Melesat

15 Juni 2019 09:02
New York: Harga minyak dunia naik sekitar satu persen pada penutupan perdagangan Jumat waktu setempat (Sabtu WIB), setelah serangan terhadap dua kapal tanker minyak di Teluk Oman minggu ini menimbulkan kekhawatiran tentang potensi gangguan pasokan.
 
Mengutip Antara, Sabtu, 15 Juni 2019, minyak mentah Brent untuk pengiriman Agustus naik USD0,70 atau 1,1 persen menjadi USD62,01 per barel di London ICE Futures Exchange. Minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli naik USD0,23 atau 0,4 persen menjadi menetap pada USD52,51 per barel di New York Mercantile Exchange.
 
Tetapi harga minyak tetap di jalur untuk kerugian mingguan karena kekhawatiran bahwa sengketa perdagangan akan mengurangi permintaan minyak global. Serangan terhadap kapal tanker minyak di dekat Iran dan Selat Hormuz mendorong kenaikan harga minyak sebanyak 4,5 persen pada Kamis waktu setempat.

Ini adalah kedua kalinya dalam sebulan kapal tanker diserang di zona terpenting dunia untuk pasokan minyak ketika ketegangan antara Amerika Serikat dan Iran meningkat. Washington menyalahkan Iran atas serangan Kamis 13 Juni dan mendorong penolakan dan kritik dari Teheran.
 
Pada Jumat waktu setempat seorang pejabat AS mengatakan kapal cepat militer Iran di Teluk Oman mencegah dua kapal tunda milik swasta dari menarik salah satu kapal tanker yang rusak.
 
"Kemungkinan apa yang telah kita lihat (di Timur Tengah) selama beberapa hari terakhir dapat menghebat ke akhir pekan," kata Analis Pasar Energi CHS Hedging LLC Anthony Headrick, di Inver Grove Heights, Minnesota,
 
"Dan pedagang enggan mengambil posisi jangka pendek di depan itu," tambah Anthony Headrick.
 
Namun, minyak Brent mencatat penurunan mingguan sekitar dua persen, mencatat penurunan mingguan keempat berturut-turut. Sementara minyak mentah AS (WTI) kehilangan hampir tiga persen. "Prospek permintaan yang memburuk menahan harga, meskipun ada ketegangan ini," kata John Kilduff, mitra di Again Capital LLC di New York.
 
Kilduff mengatakan perlambatan kondisi ekonomi telah menahan pertumbuhan permintaan dan membayangi ketegangan yang sedang berlangsung antara AS dan Iran. "Akibatnya, harga mungkin terjebak dalam pola bertahan. Kami menemui jalan buntu di sini," tuturnya.
 
Badan Energi Internasional (IEA) memangkas perkiraan pertumbuhan permintaan untuk 2019 sebesar 100 ribu barel per hari (bph) menjadi 1,2 juta barel per hari, mengutip prospek yang memburuk untuk perdagangan dunia. Namun, IEA memperkirakan pertumbuhan permintaan akan naik menjadi 1,4 juta barel per hari pada 2020.
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan