Adapun situasi semacam itu diperkirakan akan terjadi meski sekarang ini ada kekhawatiran yang meningkat akibat lonjakan proteksionisme perdagangan. Sejauh ini, Amerika Serikat (AS) masih berada pada posisi untuk mengimplementasikan kebijakan yang terbilang kontroversi utamanya soal proteksionisme.
Pertumbuhan hasil produksi pabrik diperintahkan untuk dipercepat pada bulan lalu, menurut survei pabrik resmi dan swasta. Hal itu memberikan pemerintah lebih banyak ruang untuk fokus pada mengatasi risiko keuangan terhadap perekonomian sebagai dampak utang yang terus meningkat.
"Ini adalah tujuh bulan berturut-turut dengan PMI manufaktur resmi Tiongkok berada tinggal di wilayah ekspansif, menunjukkan bahwa aktivitas industri tetap baik," kata Ekonom Emerging Market Commerzbank AG Zhou Hao, seperti dikutip dari Reuters, Kamis 2 Maret 2017.
Zhou mengatakan hal itu sangat mungkin bahwa Bank Sentral Tiongkok akan menaikkan suku bunga jangka pendek sebanyak 10 basis poin pada Maret, yang akan menandai langkah tersebut dalam beberapa bulan sebagai otoritas tumbuh lebih percaya diri bahwa ekonomi berada di pijakan yang mantap.
Menghadapi risiko dari pertumbuhan utang maka Bank Sentral Tiongkok telah hati-hati menggeser sikap kebijakan moneternya dalam beberapa bulan terakhir terkait pengetatan. Langkah itu usai bertahun-tahun menerapkan kebijakan super longgar guna mencegah risiko utang memberi efek keras bagi perekonomian terbesar kedua di dunia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News