Ilustrasi (FOTO: AFP)
Ilustrasi (FOTO: AFP)

Uni Eropa Dinilai Perlu Arahkan Hubungan Ekonomi ke Asia

Angga Bratadharma • 22 September 2017 21:04
medcom.id, Berlin: Uni Eropa (UE) harus mengarahkan kembali hubungan ekonomi eksternal ke Asia dalam menghadapi tantangan global, sebuah studi oleh Institut Bertelsmann Jerman berpendapat. Penguatan hubungan ekonomi menjadi penting dilakukan agar ekonomi Uni Eropa bisa terus menggeliat di masa-masa yang akan datang.
 
Temuan pemikir berbasis Guetersloh akan dipresentasikan oleh penulis studi Cora Jungbluth pada Pertemuan Asia-Eropa (ASEM). Jungbluth menekankan dalam makalahnya bahwa Uni Eropa dihadapkan pada ancaman ganda atas retorika proteksionis dari administrasi Trump dan di sisi lain ada disintegrasi ekonomi internal yang diwakili oleh Brexit Inggris.
 
Mengutip Xinhua, Jumat 22 September 2017, Asia, sebagai wilayah pertumbuhan paling dinamis di dunia, oleh karena itu menawarkan blok tersebut sebuah kesempatan yang sangat dibutuhkan guna menjalin kemitraan strategis baru dengan perdagangan dan investasi.

Studi tersebut mencatat Brussels sudah dalam proses negosiasi kesepakatan perdagangan bebas dan investasi dengan sejumlah negara Asia. Itu sangat penting, namun untuk menciptakan sebuah kerangka kerja sama tidak hanya dengan ekonomi terbesar, namun wilayah ini secara keseluruhan perlu untuk memastikan keuntungan jangka panjang.
 
Sementara masa depan yang tidak pasti dari kemitraan dagang dan investasi Trans-Pasifik menggambarkan perangkap potensial yang ditimbulkan oleh perundingan bilateral, ASEM merupakan forum yang sangat menjanjikan bagi Uni Eropa untuk meluncurkan poros ke Asia.
 
Sejak konferensi ASEM yang pertama diadakan pada 1996, keanggotaannya telah berkembang menjadi 53 anggota. Jika digabungkan dalam cetak biru yang ada untuk wilayah perdagangan bebas yang luas di Asia dan Eropa, negara-negara ini akan menyumbang 62 persen populasi dunia, 57 persen Produk Domestik Bruto (PDB) dan 66 persen perdagangan internasional.
 
Meskipun penciptaan kawasan perdagangan bebas semacam itu masih tidak realistis saat ini, sangat membantu bagi Eropa dan Asia untuk mengembangkan visi tentang karakter masa depan hubungan timbal balik mereka, kata studi tersebut.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan