Seorang pekerja sedang bekerja di jalur perakitan di sebuah pabrik di Fuyang, Provinsi Anhui, Tiongkok (China Daily/REUTERS)
Seorang pekerja sedang bekerja di jalur perakitan di sebuah pabrik di Fuyang, Provinsi Anhui, Tiongkok (China Daily/REUTERS)

Manufaktur Asia Meningkat di Juni 2017

Angga Bratadharma • 06 Juli 2017 11:02
medcom.id, Singapura: Aktivitas manufaktur di industri teknologi Asia berkembang pada Juni, dibantu oleh pertumbuhan permintaan global untuk produk elektronik. Namun terdapat sebuah angin di pasar luar yang bisa mengartikan moderasi dalam pertumbuhan pada paruh kedua di tahun ini.
 
Survei sektor swasta produsen di Asia menunjukkan sektor pabrik di Tiongkok, Korea Selatan, Jepang dan Taiwan meningkat pada Juni dan sebagian didorong oleh pemulihan ekspor. Tentu ada harapan agar kondisi ini bisa terus mengalami perbaikan dan memberi efek positif bagi pergerakan ekonomi.
 
Namun, terus menurunnya harga energi, yang membebani aktivitas manufaktur di Indonesia dan Malaysia, dapat melukai dua ekonomi negara ini ke depan, kata para analis. Sementara di India, permintaan domestik yang lamban mengimbangi permintaan luar negeri yang kuat dan menyebabkan perlambatan manufaktur di Juni.

Indeks Manajer Pembelian Pabrik untuk Korea Selatan, Jepang, Taiwan Vietnam dan India semuanya bertahan di atas batas 50 yang memisahkan kontraksi dari ekspansi secara bulanan. Dan semua indeks ini, kecuali Jepang dan India, naik dari bulan sebelumnya yang mengindikasikan percepatan ekspansi.
 
"Secara keseluruhan, salib di atas garis air 50 tidak diragukan lagi. Tapi kemampuan produsen untuk terus mempercepat atau untuk mempertahankan lonjakan produksi yang tajam tampaknya tidak merambah lebih luas di berbagai sektor," kata Kepala Ekonomi dan Strategi Asia Treasury Bank Mizuho Vishnu Varathan, seperti dikutip dari Reuters, Kamis 6 Juli 2017.
 
Sementara manufaktur pada Juni berkembang pada laju tercepat dalam tiga bulan di Tiongkok, ekonomi terbesar kedua di dunia. Sedangkan kepercayaan bisnis merosot ke level terendah tahun ini di tengah tindakan keras pemerintah terhadap risiko utang dan pengetatan kondisi keuangan.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan