Reuters melansir, Sabtu, 19 Maret, Pemerintah Rusia bertindak hati-hati dalam mengambil kebijakan, menggarisbawahi risiko terus menghadapi ekonomi yang babak belur oleh penurunan tajam harga minyak.
Keputusan penahanan suku bunga ini dibuat setelah sebelumnya melihat ekonomi negeri Beruang tersebut suram pada Januari, ketika bank telah memperingatkan kemungkinan perlunya menaikkan suku bunga untuk menahan inflasi.
"Situasi terhadap ekonomi Rusia telah meningkat, inflasi telah jatuh, penurunan ekonomi telah melambat, rubel telah diperkuat," kata Gubernur Bank Sentral Rusia, Elvira Nabiullina.
"Namun, seperti sebelumnya, ada ketidakpastian yang tinggi tentang dinamika masa depan harga minyak dan kondisi eksternal lainnya. Dalam situasi ini akan menjadi yang paling benar untuk tidak membuat kebijakan secara tiba-tiba," lanjut dia.
Analis telah memprediksikan ada perubahan tarif yang diberikan bank dalam menghadapi anti-inflasi. Tetapi bank sentral juga diharapkan kemungkinan dapat menurunkan suku bunga dalam waktu dekat.
"Untuk mengaktifkan pemenuhan target inflasi, Bank of Rusia dapat melakukan kebijakan moneter cukup ketat untuk waktu yang lebih lama dari yang direncanakan sebelumnya," katanya dalam sebuah pernyataan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News