Tidak ditampik, hubungan pribadi yang lama dengan Ross membuat Trump mempertahankan pekerjaannya. Akan tetapi beberapa pejabat Gedung Putih mengharapkan Ross segera pergi dari kabinet berikutnya. Salah satu sebabnya adalah Ross dianggap tidak maksimal memimpin Biro Sensus yang berada di dalam Departemen Perdagangan.
Kondisi itu yang akhirnya membuat Trump memanggil sekutu di luar Gedung Putih guna merenungkan penggantian Ross. Ross adalah salah satu anggota Kabinet yang telah melihat pergantian pejabat yang cukup tinggi. Kepergiannya akan menandai keberangkatan pertama seorang kepala agensi yang dikenal dekat dengan Trump sebelum memasuki dunia politik.
Trump dan Ross bertemu -dan terikat- saat kebangkrutan hotel kasino Trump City di Atlantic City pada 1990-an, dengan Ross mewakili beberapa kreditor Trump. Selama lebih dari 25 tahun keduanya bersosialisasi lintas hubungan dan negara bagian, dan keduanya memiliki tempat tinggal cukup dekat di Manhattan dan Palm Beach.
Pada Juni 2016, Ross yang merupakan seorang Demokrat, mendukung Trump untuk menjadi Presiden AS. "Kita perlu pendekatan baru yang lebih radikal dan baru terhadap pemerintah," kata Ross, seperti dikutip dari CNBC, Sabtu, 20 Juli 2019.
Pada malam pemilihan Presiden, Trump berjanji untuk merekrut hanya yang terbaik dan paling cerdas guna melayani dalam pemerintahannya. Meski tidak ditampik, kinerja kabinetnya sebagian besar memburuk. Trump menyebut mantan Sekretaris Negara Rex Tillerson bodoh seperti batu.
Bahkan, Trump membandingkan mantan Jaksa Agungnya Jeff Sessions dengan 'Mr Magoo', dan menyatakan mantan Sekretaris Pertahanan Jim Mattis tidak terlalu baik dalam pekerjaannya. Presiden telah menyarankan kepada sekutu bahwa dia menginginkan pemimpin yang lebih keras di posisi Sekretaris Perdagangan, meskipun pernah menyebut Ross sebagai 'pembunuh'.
Namun, tidak ada indikasi bahwa Presiden AS Donald Trump telah menjangkau langsung ke potensi pencopotan Ross dari posisinya sebagai Sekretaris Perdagangan AS. Meski demikian, Trump tetap berharap roda pemerintahannya terus berjalan dan sejumlah program bisa tercapai sesuai harapannya.
Di sisi lain, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan Tiongkok tidak membeli poduk pertanian AS di tengah upaya dua negara ekonomi terbesar di dunia berupaya untuk mengakhiri perang dagang yang sedang terjadi hingga sekarang ini. Adapun negosiasi kembali berlanjut dan diharapkan bisa mencapai kata sepakat.
Dalam cuitannya di Twitter, Trump mengatakan Beijing telah mengecewakan AS dengan tidak membeli produk pertanian Amerika. "Bahwa mereka mengatakan akan melakukannya (membeli produk pertanian AS)," kata Trump, dalam cuitannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News