Mengutip Antara, Jumat, 26 Juli 2019, Sage Group, sebuah perusahaan perangkat lunak multinasional Inggris, berkinerja paling buruk di antara saham-saham unggulan dengan harga sahamnya anjlok 10,36 persen. Diikuti saham SSE, sebuah perusahaan energi Skotlandia, yang jatuh 7,34 persen, serta RELX, sebuah perusahaan informasi multinasional Inggris, turun 3,69 persen.
Sementara itu, AstraZeneca, perusahaan farmasi dan biofarmasi multinasional Inggris, melonjak 7,72 persen, menjadi peraih keuntungan tertinggi dari saham-saham unggulan. Disusul saham perusahaan jasa makanan kontrak multinasional Inggris Compass Group dan Coca-Cola HBC, yang masing-masing meningkat sebesar 2,72 persen dan 1,90 persen.
Di sisi lain, indeks Dow Jones Industrial Average turun 128,99 poin atau 0,47 persen, menjadi ditutup di 27.140,98 poin. Indeks S&P 500 berkurang 15,89 poin atau 0,53 persen, menjadi berakhir di 3.003,67 poin. Indeks Komposit Nasdaq ditutup 82,96 poin atau 1,00 persen lebih rendah, menjadi 8.238,54 poin.
Semua dari 11 sektor utama S&P 500 ditutup lebih rendah, dengan energi turun 1,16 persen, merupakan kelompok berkinerja terburuk. Saham Tesla anjlok 13,61 persen setelah pembuat kendaraan listrik AS tersebut memaparkan laporan kerugian yang lebih luas dari perkiraan untuk kuartal sebelumnya.
Saham Boeing jatuh 3,69 persen, menyusul penurunan 3,12 persen di sesi sebelumnya. Pabrikan pesawat AS ini melaporkan kerugian triwulanan besar pada Rabu 24 Juli. Demikian pula saham Ford Motor tergelincir 7,45 persen karena laba dan prospek yang lebih lemah dari yang diantisipasi.
Sekitar sepertiga dari perusahaan S&P 500 telah melaporkan laba kuartal kedua sejauh ini. Dari perusahaan-perusahaan itu, 75 persen dari mereka membukukan laba yang lebih baik dari perkiraan, menurut FactSet. Wall Street juga berhati-hati menunggu pertemuan kebijakan moneter Federal Reserve, yang akan diadakan minggu depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News