"Pandemi menimbulkan pengangguran, memperburuk ketimpangan, serta memperbesar tingkat kemiskinan," kata Presiden ADB Masatsugu Asakawa, dilansir dari Antara, Rabu, 16 Maret 2022.
Berdasarkan laporan ADB yang dipaparkan di Simposium Pembangunan Asia Tenggara atau Southeast Asia Development Symposium (SEADS), kelompok yang paling terimbas antara lain para pekerja tanpa keterampilan khusus. Kemudian pekerja di sektor ritel dan perekonomian informal serta usaha kecil yang tidak memiliki eksistensi digital turut terimbas pandemi covid-19.
Sementara itu, laporan ADB yang berjudul 'Southeast Asia: Rising from the Pandemic' mencatat bahwa gelombang Omicron dapat memangkas pertumbuhan ekonomi Asia Tenggara hingga 0,8 poin persentase pada 2022. Peluasan ekonomi kawasan ini pada 2022 diperkirakan turun lebih dari 10 persen dibandingkan dengan skenario tanpa covid-19.
Laporan ADB ini juga menyatakan, dalam kurun waktu dua tahun pandemi perekonomian yang sudah mengadopsi teknologi secara luas mampu mempertahankan ekspornya sehingga memiliki prospek pertumbuhan yang lebih cerah.
Laporan tersebut mencatat pemulihan ekonomi di seluruh kawasan dan sebagian besar negara mengalami kenaikan kunjungan ke tempat-tempat ritel dan rekreasi hingga 161 persen dalam periode dua tahun sampai 16 Februari 2022.
Di sisi lain, kawasan ini masih menghadapi sejumlah tantangan global termasuk munculnya varian lain dari covid-19, pengetatan suku bunga global, gangguan rantai pasokan serta kenaikan harga komoditas dan inflasi. ADB turut mencatat sebanyak 59 persen dari penduduk di Asia Tenggara sudah menerima vaksinasi lengkap sampai 21 Februari 2022.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News