Markas PBOC, di Beijing, Tiongkok. FOTO: AFP
Markas PBOC, di Beijing, Tiongkok. FOTO: AFP

Bank Sentral Tiongkok Dorong Peningkatan Likuiditas di Tengah Perlambatan Ekonomi

Angga Bratadharma • 16 Desember 2021 12:02
Shanghai: Bank sentral Tiongkok (PBoC) menghentikan sebagian pinjaman jangka menengah yang jatuh tempo karena berusaha untuk meningkatkan likuiditas. Sementara itu, pelaku pasar mengharapkan bank sentral untuk menerapkan lebih banyak langkah-langkah pelonggaran guna membantu menahan perlambatan ekonomi.
 
Mengutip Channel News Asia, Kamis, 16 Desember 2021, PBoC mengatakan pihaknya mempertahankan suku bunga pinjaman fasilitas pinjaman jangka menengah (MLF) satu tahun senilai 500 miliar yuan (USD78,5 miliar) untuk bulan ke-20 berturut-turut pada Desember di 2,95 persen.
 
Keputusan sebelumnya oleh PBoC untuk menurunkan rasio persyaratan cadangan bank (RRR) juga mulai berlaku pada Rabu waktu setempat dengan membebaskan dana jangka panjang senilai 1,2 triliun yuan. Itu juga membantu mengimbangi sebagian dari pinjaman MLF senilai 950 miliar yuan yang akan jatuh tempo pada Rabu waktu setempat.

"Injeksi yang lebih besar dari perkiraan menegaskan janji PBoC akan likuiditas yang cukup hingga tahun depan," kata Ahli Strategi Senior ANZ Tiongkok Xing Zhaopeng.
 
"Suku bunga yang tidak bergerak menunjukkan nada kebijakan moneter yang hati-hati. Namun, dalam pengaturan kontra-siklus, pihak berwenang akan terbuka untuk penurunan suku bunga jika perlu. Kami percaya PBoC akan berada dalam mode menunggu dan melihat ke depan," tambahnya.
 
Banyak analis pasar mengatakan mereka melihat peluang bank sentral sedikit mengurangi patokan pinjaman Suku Bunga Dasar Pinjaman (LPR) yang akan jatuh tempo Senin depan, meskipun telah mempertahankan suku bunga MLF stabil, dalam upaya untuk melawan perlambatan ekonomi.
 
"PBOC dapat mengurangi tingkat LPR satu tahun sebesar lima basis poin," kata Analis Goldman Sachs.

Indikator ekonomi

Sejumlah indikator ekonomi baru-baru ini, termasuk penjualan ritel dan pertumbuhan investasi, telah menunjukkan perlambatan ekonomi. Pengekangan peraturan baru-baru ini pada sektor teknologi juga telah mengurangi sentimen, sementara pembatasan baru untuk memerangi meningkatnya kasus covid-19 dapat menambah tekanan ke bawah.
 
Kepala Analis Pasar Keuangan MUFG Bank Marco Sun mengatakan meningkatnya tantangan yang dihadapi ekonomi dapat mendorong pihak berwenang untuk melonggarkan kebijakan moneter lebih lanjut pada paruh pertama 2022.
 
"Jika situasi makro domestik berikutnya membutuhkan, PBoC dapat memberikan satu hingga dua pemotongan RRR berbasis luas. (Tapi) kami tidak mengesampingkan pemotongan LPR bulan ini," pungkas Sun.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan