Melansir Investing.com, Senin, 27 November 2023, harga minyak turun selama lima minggu berturut-turut di tengah harapan pemangkasan pasokan oleh OPEC+ yang sebagian besar diimbangi oleh ditundanya pertemuan tersebut menjadi 30 November 2023 dari sebelumnya 26 November 2023.
Sejumlah laporan menyatakan penundaan pertemuan tersebut disebabkan oleh perbedaan pendapat mengenai tingkat produksi.
Adapun, minyak Brent untuk penyerahan Januari 2024 turun 0,45 persen menjadi USD80,12 per barel, dan minyak WTI untuk penyerahan Januari 2024 turun 0,46 persen ke USD75,19 per barel pada pukul 09.16 WIB. Keduanya ditutup sedikit turun pada minggu lalu.
Pemangkasan produksi OPEC+
Arab Saudi dan Rusia, dua produsen utama di OPEC+, sebagian besar diperkirakan akan memperpanjang atau memperdalam pengurangan pasokan yang sedang berlangsung.
Keduanya memimpin OPEC+ dalam membatasi pasokan tahun ini, di tengah meningkatnya kekhawatiran suku bunga yang tinggi dan kondisi ekonomi yang memburuk akan mengurangi permintaan minyak global.
Tetapi produksi di anggota OPEC+ lainnya terlihat meningkat dalam beberapa bulan terakhir. Beberapa negara Afrika berencana untuk meningkatkan produksi pada pertemuan mendatang, yang berbenturan dengan rencana pemimpin de-facto OPEC+, Arab Saudi.
Peningkatan produksi oleh beberapa anggota OPEC+, ditambah dengan rekor produksi AS yang tinggi dan meningkatnya stok Tiongkok membuat pasar minyak tampak tidak seketat yang diperkirakan pada tahun ini.
Tren ini kemungkinan akan menarik lebih banyak pemangkasan produksi dari Arab Saudi dan Rusia, yang menurut para analis akan mengetatkan pasokan hingga 2024.
Baca juga: Saham Asia Stabil Jelang Data Inflasi dan Pertemuan OPEC+ |
Inflasi dan data aktivitas bisnis
Pasar minyak juga berhati-hati sebelum sejumlah data ekonomi utama minggu ini, dimulai dengan inflasi zona euro pada Kamis. Blok ini tergelincir ke dalam resesi teknis pada kuartal ketiga, dan menambah kekhawatiran atas perlambatan permintaan minyak.
Data purchasing managers index Tiongkok yang akan terbit pada Kamis, dan akan memberikan lebih banyak petunjuk mengenai aktivitas bisnis di negara importir minyak terbesar di dunia ini.
Aktivitas ekonomi di negara ini sebagian besar tetap lesu dalam beberapa bulan terakhir, ditambah dengan lonjakan persediaan minyak sehingga memacu perlambatan permintaan minyak Tiongkok.
Data kedua produk domestik bruto AS untuk kuartal ketiga juga akan dirilis minggu ini, seperti halnya Harga PCE - pengukur inflasi pilihan Federal Reserve. Kedua angka tersebut diperkirakan akan menunjukkan ketahanan yang berkelanjutan dalam ekonomi AS.
Tetapi permintaan minyak AS akan menurun dalam beberapa bulan mendatang, karena musim dingin membatasi perjalanan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News