Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell. FOTO: Alex Wong/AFP
Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell. FOTO: Alex Wong/AFP

Ketua Fed Buka Pintu Naikkan Suku Bunga Lebih Cepat

Angga Bratadharma • 02 Desember 2021 11:02
Washington: Gelombang kenaikan harga yang memperumit pemulihan ekonomi Amerika Serikat (AS) akibat pandemi covid-19 dapat berlangsung lebih lama dari yang diperkirakan. Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengakui hal itu dan membuka pintu untuk menaikkan suku bunga lebih cepat.
 
Kondisi itu adalah perubahan yang berbeda dari kepala bank sentral yang selama berbulan-bulan mencoba meredakan ketakutan dengan mengatakan lonjakan inflasi akan 'sementara', dan berjanji untuk bersabar sebelum menaikkan suku bunga acuan.
 
Kenaikan inflasi telah memberi tekanan pada Powell dan menjadi tanggung jawab politik bagi Presiden AS Joe Biden, yang mendorong Kongres yang terpecah untuk meloloskan RUU besar-besaran untuk meningkatkan layanan sosial dan memerangi perubahan iklim.

"Jelas risiko inflasi yang lebih persisten telah meningkat," kata Powell, dalam kesaksian di hadapan Komite Perbankan Senat, dilansir dari Channel News Asia, Kamis, 2 Desember 2021.
 
Dia berjanji pembuat kebijakan akan menggunakan alat The Fed untuk memastikan inflasi yang lebih tinggi tidak mengakar. Data yang dirilis pekan lalu menunjukkan pengukur harga pilihan bank sentral AS melonjak lima persen untuk 12 bulan yang berakhir pada Oktober, jauh di atas target dua persen Fed dan lompatan terbesar sejak 1990.
 
Powell, yang pekan lalu dinominasikan Biden untuk masa jabatan kedua sebagai kepala bank sentral, sebelumnya mengatakan para pembuat kebijakan bisa bersabar sebelum menaikkan suku bunga pinjaman. Namun, dia memberi isyarat dalam kesaksiannya mungkin tepat untuk mempercepat laju pengurangan yang baru-baru ini dimulai dalam pembelian aset bulanan.

Menaikkan suku bunga lebih cepat

Itu berarti The Fed akan berada dalam posisi untuk menaikkan suku bunga acuan lebih cepat. Pada pertemuan kebijakan awal bulan ini, The Fed memutuskan mulai mengurangi pembelian obligasi bulanan, mengumumkan langkah yang akan mengakhirinya pada pertengahan 2022.
 
"Tetapi sejak itu, data telah menunjukkan tekanan inflasi yang meningkat, peningkatan pesat dalam banyak indikator pasar tenaga kerja, dan pengeluaran yang kuat yang menandakan pertumbuhan signifikan dalam beberapa bulan mendatang," kata Powell.
 
"Oleh karena itu pantas, dalam pandangan saya, untuk mempertimbangkan untuk menyelesaikan pembelian aset kita mungkin beberapa bulan lebih cepat," pungkasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan