Tiongkok menikmati pemulihan ekonomi yang cepat dari pandemi covid-19, tetapi aturan baru yang ketat pada developer properti telah mendorong raksasa properti Evergrande ke titik krisis.
Pasar keuangan telah jatuh karena kekhawatiran bahwa negara Tiongkok bisa runtuh, yang mengarah ke kemungkinan penularan di ekonomi terbesar kedua di dunia dan seterusnya.
Fitch Ratings mengatakan pihaknya memperkirakan pertumbuhan Tiongkok akan mencapai 8,1 persen tahun ini, dibandingkan dengan perkiraan 8,4 persen sebelumnya, dengan mengatakan faktor utama yang membebani prospek adalah perlambatan di sektor properti.
Kelemahan di pasar properti terjadi setelah pengetatan peraturan baru-baru ini oleh pihak berwenang yang ingin mengendalikan lonjakan harga dan pinjaman perusahaan yang berlebihan.
Beijing telah menindak pengembang dalam upaya untuk memaksa mereka melepaskan utang, memperkenalkan tiga garis merah untuk mengekang leverage tahun lalu.
"Perumahan mulai turun dan tekanan keuangan membebani investasi real estate," kata Fitch dalam laporan terbarunya dikutip dari Channel News Asia, Minggu, 24 Oktober 2021.
"Investasi residensial secara langsung menyumbang sekitar 10 persen dari PDB dan aktivitas properti memiliki dampak besar ke industri lain," tambahnya.
Perlambatan properti juga diperkirakan akan memukul pasar negara berkembang, yang berdampak pada permintaan komoditas global.
Perdana Menteri Tiongkok Li Keqiang menyerukan upaya untuk menjaga ekonomi tetap berjalan dengan stabil.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News