Departemen Perdagangan Internasional Inggris pekan lalu menerbitkan sebuah laporan yang berusaha memprediksi tren perdagangan global hingga 2050. Laporan itu memperkirakan bahwa pertumbuhan permintaan untuk layanan digital akan berlipat ganda dalam dekade berikutnya.
"Kita semua bergantung pada perdagangan digital, namun bisnis Inggris menghadapi hambatan digital di negara-negara yang mengambil pendekatan proteksionisme," kata Trevelyan, dilansir dari Channel News Asia, Selasa, 21 September 2021.
"Saya ingin Inggris mendobrak hambatan ini dan membuka peluang baru yang menarik bagi bisnis dan konsumen sehingga kita dapat melihat peningkatan produktivitas, pekerjaan, dan pertumbuhan," tambahnya.
Kesepakatan perdagangan biasanya berfokus pada penghapusan hambatan perdagangan barang. Adapun sejak meninggalkan Uni Eropa, Inggris telah berusaha untuk memasukkan perjanjian tentang perdagangan digital dan standar umum dalam layanan profesional guna memacu pertumbuhan sektor jasa.
Trevelyan akan menggunakan pidatonya sejak menjabat minggu lalu untuk menetapkan rencana departemen guna mencoba membentuk kebijakan digital internasional. Hal itu akan termasuk membangun kerja sama perdagangan digital melalui perjanjian perdagangan bebas.
Perlindungan konsumen dan kekayaan intelektual yang ditingkatkan dan mempromosikan pengembangan sistem perdagangan digital seperti kontrak elektronik juga merupakan salah satu rencana yang akan dibuat Trevelyan.
Departemen, yang mengatakan sektor digital menyumbang 150,6 miliar pound untuk ekonomi Inggris pada 2019 dan mempekerjakan 4,6 persen dari tenaga kerja nasional, juga ingin membuatnya lebih sederhana dan lebih murah untuk bisnis yang menggunakan data guna berdagang secara internasional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News