"Kondisi itu berhasil memotong rasio utang terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 10 poin pada 2021 –besarnya tidak terlihat sejak periode 2003 hingga 2007," ungkap Morgan Stanley dalam laporannya, dilansir dari CNBC International, Rabu, 5 Januari 2022.
Namun, Morgan Stanley mengatakan, langkah pengetatan terbukti terlalu agresif, mengingat pemulihan pertumbuhan konsumsi dibatasi karena gelombang Delta dan pendekatan Tiongkok yang terus berlanjut, yang membuat konsumsi terus berada di bawah tren.
Namun, Morgan Stanley memandang, hal itu lebih bullish daripada konsensus dan melihat pertumbuhan PDB di Tiongkok meningkat menjadi 5,5 persen pada 2022. Analis umumnya memperkirakan ekonomi Tiongkok akan tumbuh sekitar lima persen pada 2022.
Deutsche Bank memperkirakan pertumbuhan sekitar lima persen, sementara Nomura memiliki perkiraan 4,3 persen. Analis juga telah memangkas perkiraan mereka untuk PDB Tiongkok di 2021, dengan perkiraan berkisar antara 7,7-8,8 persen. Setidaknya ada empat alasan mengapa Morgan Stanley yakin ekonomi Tiongkok bakal cerah di 2022.
1. Melonggarkan kebijakan
Para pembuat kebijakan telah menghentikan upaya deleveraging mereka dan mulai melonggarkan kebijakan moneter dan fiskal dalam beberapa minggu terakhir. Morgan Stanley mencatat ada dua putaran pemotongan rasio persyaratan cadangan baru-baru ini dan melepaskan likuiditas ke dalam perekonomian.2. Lebih banyak bantuan untuk sektor real estat Tiongkok
Kebijakan 'tiga garis merah' Tiongkok membatasi utang dalam kaitannya dengan arus kas, aset, dan tingkat modal di perusahaan pengembang. Hal itu mulai mengekang pengembang setelah bertahun-tahun pertumbuhan didorong oleh utang yang berlebihan. Morgan Stanley yakin bantuan akan datang.3. Target energi pada 2022
Pembatasan impor batu bara dari Australia, rencana Tiongkok untuk mengurangi emisi karbon, dan lonjakan ekspor berkontribusi pada pemadaman listrik di seluruh negeri awal tahun ini. Morgan Stanley mencatat target dan tujuan energi untuk mengurangi konsumsi listrik ternyata terlalu agresif karena pertumbuhan PDB Tiongkok sangat bergantung pada produksi industri."Akan ada pengaturan ulang dari target energi tersebut pada 2022," kata Morgan Stanley.
4. Ekspor tetap kuat di 2022
Morgan Stanley mengatakan pendekatan nol-covid Tiongkok telah mencegah gangguan pada produksi pabrik dan menyebabkan peningkatan pangsa ekspor globalnya. Latar belakang global yang menguntungkan selanjutnya akan mendorong pertumbuhan perdagangan yang kuat."Salah satu faktor yang mungkin diwaspadai oleh investor adalah jika gangguan rantai pasokan dan kemacetan normal tahun depan menyebabkan Tiongkok menyerahkan bagiannya dari ekspor global," pungkas Morgan Stanley.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News