Ilustrasi. AFP PHOTO/GREG BAKER
Ilustrasi. AFP PHOTO/GREG BAKER

Lonjakan Inflasi dan Perlambatan Ekonomi Jadi Masalah Utama Tiongkok

Angga Bratadharma • 19 Januari 2022 12:03
Beijing: Badan penegak hukum terkemuka Tiongkok mengidentifikasi lonjakan inflasi global dan perlambatan pertumbuhan ekonomi domestik sebagai risiko politik utama. Hal itu menjadi sebuah peringatan langka tentang ekonomi yang datang dari salah satu organisasi paling kuat di Partai Komunis yang berkuasa.
 
"Bangsa Asia menghadapi kombinasi tekanan yang tidak terlihat selama bertahun-tahun, yaitu menyusutnya permintaan, guncangan pasokan, dan melemahnya ekspektasi," kata Komisi Urusan Politik dan Hukum Pusat Tiongkok, dilansir dari The Business Times, Rabu, 19 Januari 2022.
 
"Dengan penurunan ekonomi, beberapa masalah yang mendalam mungkin muncul. Jika risiko ekonomi dan keuangan tidak ditangani properti, mereka dapat dengan mudah ditularkan ke ranah sosial dan politik. Dunia menghadapi kekurangan energi dan bahkan krisis, penuh dengan risiko yang dapat diprediksi dan tidak dapat diprediksi," ungkap komisi tersebut.

Presiden Tiongkok Xi Jinping menggemakan sentimen ini dalam pidatonya di Forum Ekonomi Dunia melalui tautan video. Ia menyerukan negara-negara di dunia untuk mengamankan rantai pasokan global dan mencegah guncangan dari kenaikan harga.
 
Xi juga menyoroti risiko kenaikan suku bunga oleh negara lain -menunjukkan kekhawatiran tentang yuan dan dampak lain pada negara berkembang. Apalagi krisis energi dan kenaikan inflasi di Kazakhstan, yang berbatasan dengan Tiongkok di barat, menyebabkan kerusuhan awal bulan ini.
 
Pemerintah Xi mendukung upaya Presiden Kazakh Kassym-Jomart Tokayev untuk mengakhiri apa yang disebutnya 'kekacauan'. Sedangkan bank sentral Tiongkok memangkas suku bunga utamanya untuk pertama kalinya dalam hampir dua tahun untuk membantu meningkatkan ekonomi yang kehilangan momentum karena kemerosotan properti dan wabah virus yang berulang.

Pertumbuhan ekonomi Tiongkok

Di sisi lain, Tiongkok mencatat pertumbuhan ekonomi tetap positif pada 2021, meski menghadapi tantangan besar termasuk akibat kebangkitan pandemi covid-19 dan lingkungan eksternal yang rumit. Ekonomi terbesar nomor dua dunia itu memulai tahun lalu dengan positif tetapi sayangnya momentum pemulihan runtuh akibat sejumlah risiko.
 
"Produk Domestik Bruto (PDB) Tiongkok meningkat sebanyak 8,1 persen secara tahun ke tahun (YoY) menjadi 114,37 triliun yuan (sekitar USD18 triliun) dibandingkan dengan tahun lalu," kata Biro Statistik Nasional (NBS) Tiongkok.
 
Kecepatan pertumbuhan ekonomi tersebut jauh di atas target pemerintah di atas enam persen, dan menempatkan pertumbuhan rata-rata dua tahun pada 5,1 persen. Sedangkan pada kuartal keempat di 2021, PDB negara itu meningkat empat persen secara tahun ke tahun.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan