"Kalau sampai Bank Sentral Australia mulai menaikkan tingkat suku bunganya, hal ini tentu akan membuat tingkat suku bunga Australia mulai bergerak naik dari tempatnya yaitu 0,1 persen," kata Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus, dikutip dari Media Indonesia, Rabu, 6 April 2022.
Kabar ini sontak mendorong dolar Australia mengalami kenaikan pertama kalinya sejak Juni 2021 silam. Gubernur Bank Sentral Australia Phillip Lowe mengatakan keyakinan ini datang ketika perekonomian mendapatkan kesempatan untuk memiliki tenaga kerja yang penuh, serta tanda inflasi akan mulai menguat.
Lowe memberikan isyarat data inflasi yang keluar akhir bulan ini dan upah di Mei akan menjadi variabel utama dalam memberikan gambaran untuk pertemuan Bank Sentral Australia pada Juni.
Lowe juga yakin kenaikan gaji akan meningkat, sehingga akan mendorong konsumsi untuk tumbuh dan mendorong inflasi bergerak di kisaran dua sampai tiga persen. Artinya inflasi akan bergerak sesuai prospek dari Bank Sentral Australia.
Angka pengangguran Australia akan berada di level terendah dalam kurun waktu 13 tahun terakhir sebesar empat persen dan diperkirakan akan turun lebih jauh lagi. Dewan menilai tren inflasi dan upah yang akan datang akan tetap konsisten. Oleh karena itu Dewan akan menetapkan kebijakan yang mendukung pekerjaan penuh di Australia agar dapat dicapai dan hasil inflasi yang konsisten sesuai dengan target.
Inflasi di Australia naik bersumber dari kenaikan harga komoditas dan gangguan rantai pasok akibat perang antara Ukraina dengan Rusia. Laporan inflasi pertama akan diumumkan pada 27 April dan indeks upah akan diumumkan pada 18 Mei.
Bank Sentral Australia akan mencoba untuk memulai kenaikan tingkat suku bunga secara bertahap. Ada kemungkinan tingkat suku bunga akan naik pada Juni. Kenaikan berikutnya akan tergantung dari data perekonomian yang akan masuk.
Sejauh ini, negara peers dari Australia, yaitu Selandia Baru dan Korea Selatan sudah menaikkan tingkat suku bunga. Lowe mengatakan telah cukup lama menantikan pertumbuhan upah harus kuat, untuk menopang konsumsi ketika tingkat suku bunga naik dan harga energi turun.
Data perekonomian Australia tumbuh lebih cepat dari yang diperkirakan. Belanja konsumen menguat, inflasi mengalami kenaikan ke level tertinggi dalam kurun waktu 13 tahun terakhir.
"Ini artinya Australia tanpa Tiongkok, ternyata masih tetap bertumbuh dan jauh lebih kuat daripada yang bisa dibayangkan," kata Nico.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id