Dikutip dari Antara, Selasa, 5 April 2022, sebuah laporan sementara kuartal yang berakhir 31 Maret dari perusahaan minyak AS terbesar itu menunjukkan laba operasi dari minyak dan gas, unit terbesarnya, bisa melonjak sebanyak USD2,7 miliar dari kuartal sebelumnya USD6,6 miliar.
Exxon tidak melakukan lindung nilai, atau mengunci penjualan minyak, dan hasilnya biasanya sesuai dengan perubahan harga energi. Invasi Rusia ke Ukraina mendorong minyak melonjak 45 persen pada kuartal terakhir selama periode akhir 2021, menjadi rata-rata USD114 per barel, tertinggi dalam tujuh tahun.
Menurut penelitian ekuitas global Scotiabank, perkiraan tersebut menunjukkan total pendapatan untuk kuartal tersebut mencapai sekitar USD9,8 miliar pada titik tengah perkiraan Exxon.
Saham Exxon, yang telah melonjak 36 persen tahun ini, naik sedikit pada Senin, 4 April 2022, menjadi USD83,16. Hasil resmi diharapkan akan dirilis pada 29 April, menurut laporan kepada regulator.
"Prospek menyiratkan laba yang disesuaikan sekitar USD2,29 per saham," ujar Analis Scotiabank Paul Cheng mengatakan dalam sebuah catatan.
Jumlah tersebut akan menjamin laba kuartalan Exxon di tingkat tertinggi setidaknya sejak 2014. Keuntungan minyak dan gas perusahaan ini menawarkan preview dari apa yang ada di depan untuk pendapatan minyak perusahaan lain. Hasil tersebut dapat memperkuat seruan oleh anggota parlemen AS dan Uni Eropa untuk pajak keuntungan tak terduga pada perusahaan energi.
Hasil akhir dapat diperlemah oleh gangguan pada operasi Exxon di Rusia. Perusahaan bulan lalu mengatakan akan keluar dari Rusia setelah invasi ke Ukraina. Perusahaan minyak tersebut memiliki aset senilai USD4 miliar yang berisiko terhadap potensi penyitaan dan menghadapi hantaman 1-2 persen terhadap produksi dan pendapatan dari langkah tersebut.
"Bergantung pada ketentuan keluarnya dari Sakhalin, perusahaan mungkin diminta untuk mengurangi investasinya dalam proyek hingga nilai buku penuh," katanya dalam sebuah pengajuan.
Harga minyak dan gas yang tinggi dipercepat setelah invasi Rusia dan sanksi dikenakan pada minyak, batu bara, dan LNG-nya. Harga minyak global mencapai level tertinggi 14 tahun pada kuartal pertama dan sejak itu mendingin ketika AS mengumumkan pelepasan stok darurat dan Tiongkok memulai penguncian.
Laba operasional dalam penyulingan bisa naik hingga USD300 juta, lebih tinggi dari USD1,5 miliar yang diperoleh pada kuartal keempat. Sementara bisnis bahan kimianya bisa turun sebanyak USD300 juta dibandingkan dengan laba kuartal sebelumnya USD1,3 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News