Ilustrasi. FOTO: AFP
Ilustrasi. FOTO: AFP

Waduh! Citigroup Bakal Tutup Bisnis Perbankan Ritel di Indonesia dan 12 Negara Lainnya

Angga Bratadharma • 16 April 2021 14:42
New York: Citigroup mengumumkan akan menutup operasi perbankan ritel di 13 negara di seluruh Asia dan sebagian Eropa untuk lebih fokus pada manajemen kekayaan di luar Amerika Serikat (AS). Keputusan itu diambil usai Citigroup membukukan hasil laporan keuangan yang mengalahkan perkiraan analis untuk laba kuartal pertama.

Selain itu, Citigroup mencatat pendapatan investasi perbankan yang kuat dan rilis cadangan kerugian pinjaman yang lebih besar dari perkiraan. Adapun keputusan keluar dari 13 negara merupakan salah satu langkah strategis besar pertama yang dilakukan oleh CEO Jane Fraser, yang mengambil alih pada Februari.
 
Saham bank turun kurang dari satu persen setelah naik 3,1 persen di awal perdagangan pasar. Citigroup melaporkan laba USD7,94 miliar atau USD3,62 per saham dan melebihi perkiraan analis USD2,60 yang disurvei oleh Refinitiv. Pendapatan tercatat sebesar USD19,3 miliar melampaui perkiraan USD18,8 miliar.
 
Mengutip CNBC International, Jumat, 16 April 2021, Citigroup mengatakan telah merilis USD3,9 miliar cadangan kerugian pinjaman pada kuartal tersebut, yang menghasilkan keuntungan USD2,06 miliar setelah kerugian kredit USD1,75 miliar pada periode tersebut. Analis mengharapkan provisi USD393,4 juta pada kuartal tersebut.

Kondisi itu membuat Fraser tidak membuang waktu untuk membuat perubahan signifikan pada operasi global perusahaan yang luas. Fraser memutuskan untuk menarik keluar Citigroup dari Australia, Bahrain, Tiongkok, India, Indonesia, Korea, Malaysia, Filipina, Polandia, Rusia, Taiwan, Thailand, dan Vietnam.
 
Fraser mengatakan Citigroup memiliki rencana untuk memfokuskan operasi perbankan konsumen non-AS di Singapura, Hong Kong, UEA, dan London -tempat-tempat dengan konsentrasi kekayaan yang besar. "Sebagai hasil dari penyegaran strategi kami yang berkelanjutan, kami telah memutuskan bahwa kami akan melipatgandakan kekayaan," kata Fraser.
 
"Perpindahan untuk fokus pada pasar yang tersisa memposisikan kami untuk menangkap pertumbuhan yang kuat dan pengembalian menarik yang ditawarkan bisnis pengelolaan kekayaan melalui pusat-pusat penting ini," tuturnya.
 
Meskipun 13 pasar lainnya memiliki bisnis yang sangat baik, lanjut Fraser, namun pihaknya tidak memiliki skala yang dibutuhkan untuk bersaing. "Kami yakin modal, investasi dolar, dan sumber daya lainnya digunakan dengan lebih baik untuk menghadapi peluang pengembalian yang lebih tinggi dalam pengelolaan kekayaan dan bisnis kelembagaan kami di Asia," pungkasnya.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan