Faktor-faktornya yakni ekspor yang kuat dan pemulihan aktivitas domestik, menyusul pelonggaran pembatasan virus korona, serta perbatasan yang dibuka kembali untuk pengunjung asing.
Selain itu, Pemerintah Thailand mempertahankan prospek pertumbuhan ekonomi pada 3,5 persen menjadi 4,5 persen, mengandalkan dampak terbatas dari wabah virus korona yang didorong oleh Omicron, permintaan domestik yang lebih kuat, serta pemulihan pariwisata dan dukungan berkelanjutan dari ekspor dan investasi publik.
Melansir Channel News Asia, Senin, 21 Februari 2022, pada 2021, ekonomi Thailand tercatat tumbuh 1,6 persen setelah mengalami kontraksi 6,1 persen pada 2020.
Data dari Dewan Pembangunan Ekonomi dan Sosial Nasional menunjukkan, ekonomi terbesar kedua di Asia Tenggara itu tumbuh 1,8 persen yang disesuaikan secara musiman pada Desember dari tiga bulan sebelumnya. Angka ini melampaui perkiraan peningkatan 1,4 persen dalam jajak pendapat Reuters.
Dibandingkan tahun sebelumnya, Produk Domestik Bruto (PDB) tumbuh 1,9 persen pada Oktober-Desember, mengalahkan perkiraan kenaikan 0,7 persen, dan terhadap yang direvisi kontraksi 0,2 persen pada tiga bulan sebelumnya.
Thailand memulai kembali pengabaian karantina bagi turis asing bulan ini untuk membantu sektor pariwisata. Sektor vital ini biasanya menyumbang sekitar 12 persen dari PDB Thailand.
Sedangkan ekspor, pendorong utama pertumbuhan ekonomi Thailand, melonjak 21,3 persen pada Desember dari tahun sebelumnya. Sementara konsumsi swasta naik 0,3 persen. Ada sekitar 340 ribu wisman pada kuartal IV-2021, naik dari 45 ribu pada tiga bulan sebelumnya.
Badan perencanaan negara itu memperkirakan ada 5,5 juta wisatawan pada 2022, meningkat dari perkiraan November sebesar lima juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id