Gedung European Central Bank (ECB). FOTO: AFP
Gedung European Central Bank (ECB). FOTO: AFP

Bank Sentral Eropa Diyakini Bakal Lebih Agresif Hadapi Risiko Resesi

Angga Bratadharma • 30 Oktober 2022 12:02
Brussels: Survei para ekonom menunjukkan bank sentral Eropa atau European Central Bank (ECB) bakal bertindak jauh lebih kuat daripada yang diprediksi sebelumnya untuk mengendalikan rekor inflasi. Upaya itu akan dilakukan meski ekonomi zona euro tengah menuju area resesi.
 
Suku bunga deposito ECB diperkirakan mencapai 2,5 persen pada Maret 2023, lebih dari 1,5 persen yang diperkirakan dalam jajak pendapat sebelumnya. Kemajuan itu termasuk kenaikan 75 basis poin pada 27 Oktober, dan langkah 50 basis poin lainnya pada Desember.
 
Lebih dari dua pertiga responden mengatakan para pejabat tetap berada di belakang kurva dalam memerangi kenaikan harga yang hanya kurang dari lima kali target dua persen mereka. Survei menunjukkan penurunan ekonomi kawasan euro 19 negara tidak akan menghentikan kenaikan suku bunga, yang keganasannya mulai menyamai Federal Reserve.

Tetapi hasilnya juga menandai kekhawatiran ECB pada akhirnya dapat melampaui batas, memaksanya untuk mundur. Seorang analis mengatakan suku bunga dapat dipotong pada awal Juli, meskipun perkiraan rata-rata adalah untuk pengurangan pertama yang akan datang pada 2024.
Baca: Jenis-jenis Investasi Syariah, Berikut Cara Mendatangkan Keuntungannya

"Dengan resesi yang membayangi, gejolak pasar baru-baru ini di Inggris dan meningkatnya risiko keuangan, ECB harus melangkah dengan sangat hati-hati. Ini harus menyeimbangkan antara tekad buta untuk melawan inflasi dan poros prematur," kata Ekonom ING Carsten Brzeski, dilansir dari The Business Times, Minggu, 30 Oktober 2022.
 
Menentukan dosis ideal pengetatan moneter akan berbahaya. Sementara kenaikan harga harus diatasi karena kenaikan suku bunga mulai membebani rumah tangga dengan yang sudah bersiap untuk lonjakan biaya energi musim dingin dan bahkan potensi kekurangan.
 
Di perbatasan kawasan euro, perang Rusia di Ukraina -yang bertanggung jawab atas banyak ketidakpastian- masih bisa berubah menjadi nuklir. Beberapa pejabat ingin suku bunga mencapai apa yang disebut tingkat netral yang tidak merangsang atau menahan ekonomi -diperkirakan mendekati dua persen- sebelum menilai seberapa jauh untuk mendorong.
 
"Inflasi akan tetap tinggi dan tidak nyaman selama beberapa bulan mendatang, sebelum jatuh tajam akhir tahun depan. Dengan latar belakang ini, ECB kemungkinan besar akan terlalu ketat," pungkas Ekonom Swedbank Nerijus Maciulis.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan