Dalam laporan triwulanan, bank sentral Jepang memangkas penilaian ekonominya untuk lima dari sembilan wilayah negara itu -jumlah pemotongan terbesar sejak Juli tahun lalu. Hal itu menandakan bunyi alarm atas gangguan produksi dan pukulan terhadap konsumsi dari pandemi virus korona.
Mengutip Channel News Asia, Jumat, 8 Oktober 2021, pandangan hati-hati dapat memicu penurunan peringkat dalam perkiraan pertumbuhan BoJ untuk ekonomi terbesar kedua di Asia pada tahun fiskal ini. Kondisi tersebut ketika bank sentral mengeluarkan proyeksi kuartalan baru pada pertemuan kebijakan 27-28 Oktober.
Sebagai tanda kerusakan yang meluas dari kekurangan cip dan suku cadang global, BoJ memangkas pandangannya tentang output untuk empat wilayah termasuk wilayah Jepang tengah Tokai -rumah bagi raksasa otomotif Toyota Motor Corp.
"Pabrik-pabrik Asia Tenggara kembali beroperasi tetapi tidak pada kapasitas penuh, sehingga akan membutuhkan waktu untuk melihat (kendala pasokan) mereda," kata Kepala Cabang BoJ Shinichiro Hayashi, yang mengawasi wilayah Tokai.
Optimistis tentang ekonomi
Sementara itu, Gubernur BoJ Haruhiko Kuroda mempertahankan pandangan optimistisnya tentang ekonomi, dengan mengatakan ekonomi kemungkinan pulih karena kerusakan akibat pandemi mulai memudar. Sedangkan analis memperkirakan konsumsi akan pulih berkat pencabutan pembatasan keadaan darurat dari Oktober.Adapun kenaikan harga energi baru-baru ini menambah tekanan pada produsen, meskipun itu akan membantu percepatan inflasi konsumen menuju target dua persen BoJ. "Inflasi konsumen inti berada di sekitar nol persen tetapi kami berharap itu berubah sedikit positif yang mencerminkan kenaikan harga energi," kata Kuroda.
"Seiring dengan ekonomi yang terus membaik dan dampak dari biaya telepon seluler yang berkurang, inflasi konsumen akan meningkat secara bertahap," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id