ASEAN menawarkan peluang investasi di bidang industri, ekonomi digital, pembangunan infrastruktur, manufaktur, sektor konsumen, komunikasi, kendaraan listrik dan baterai, serta pariwisata.
"ASEAN memiliki banyak keunggulan dibandingkan kawasan lain. Letak geografis ASEAN sangat strategis. Kami juga memiliki sumber daya manusia berdaya saing, sumber daya alam melimpah, dan pasar yang luas," kata Arsjad Rasjid, saat melakukan roadshow di Seoul, Korea Selatan, dikutip Senin, 12 Juni 2023.
Arsjad mengatakan, Korea Selatan selaku mitra wicara ASEAN-BAC terus meningkatkan kerja sama bilateral dengan negara-negara ASEAN. Bahkan, Negeri Ginseng itu telah menempatkan Asia Tenggara sebagai salah satu kawasan yang memiliki potensi pertumbuhan ekonomi yang besar serta pasar yang menarik bagi produk-produk dan jasa, terutama di sektor teknologi informasi dan komunikasi, manufaktur, energi terbarukan, infrastruktur, pariwisata, dan sektor konsumen.
Baca juga: Rizal Ramli: Pemerintah Berbohong Soal Banyak Investor Tertarik dengan IKN |
"Kami berada di jalur dan tujuan yang sama untuk terus menggemakan peningkatan investasi dan perdagangan di ASEAN. Salah satunya dalam hal EV (electric vehicle) dan juga penggunaan transaksi digital seperti QR code,” ujarnya.
Peluang investasi
Selama berada di Negeri Ginseng, ia bertemu sejumlah pejabat pemerintah dan pelaku bisnis terkemuka. Pada pertemuan dengan pengusaha Korea Selatan, Arsjad menawarkan berbagai peluang investasi di bidang transisi energi, kesehatan, ekonomi digital, dan pembangunan mega proyek Ibu Kota Nusantara (IKN).Arsjad mengatakan, Indonesia menjadi satu-satunya negara yang memiliki kemitraan strategis khusus dengan Korea Selatan di antara negara-negara ASEAN.
Kemitraan khusus itu, lanjutnya, melahirkan kesepakatan untuk mewujudkan ekosistem kendaraan listrik (EV) dan baterai.
Arsjad mengapresiasi dukungan kuat Pemerintah Korea Selatan dalam upaya mewujudkan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia, yang ditandai peluncuran kendaraan listrik IONIQ 5 edisi terbatas, pada Maret 2022.
Hyundai juga sedang membangun pabrik sistem baterai khusus EV baru, Hyundai Mobis yang dijadwalkan selesai, pada semester pertama 2024.
"Hyundai Group telah menginvestasikan USD60 juta untuk membangun pabrik sebagai landasan bisnis Hyundai Mobis, yang difokuskan pada pasar ASEAN. Sangat membanggakan, kendaraan listrik Genesis G80 dan IONIQ 5 ditetapkan Pemerintah Indonesia sebagai kendaraan resmi pada KTT G20 di Bali, 2022," kata dia.
Sementara itu, Wakil Ketua ASEAN-BAC Bernardino Vega mengungkapkan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia di sekitar 80 persen dari Korea Selatan dan total kapitalisasi pasar saham di Indonesia hanya berkisar 30 persen dari yang ada di Korea Selatan.
"Ini adalah peluang yang harus kita manfaatkan sebaik-baiknya. Indonesia saat ini memiliki sekitar 4,6 juta investor saham, yang jumlahnya kurang dari dua persen dari total populasi penduduk. Ini menunjukkan masih ada potensi pertumbuhan yang cukup besar," kata Bernardino.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News