Ilustrasi kawasan Asia Tenggara. Foto: AFP.
Ilustrasi kawasan Asia Tenggara. Foto: AFP.

Investor Jangan Ragu, Masa Depan Asia Tenggara Cerah Kok!

Antara • 26 April 2023 15:56
Jakarta: Laporan Ekuitas Swasta Asia Tenggara Lembaga Konsultan Bain & Company 2023 memandang prospek jangka panjang untuk investasi modal swasta di Asia Tenggara tetap positif, terlepas dari ketidakpastian jangka pendek.
 
baca juga: 3 Kesepakatan Bank Sentra ASEAN: Penguatan Ekonomi Makro hingga Digitalisasi

“Asia Tenggara tetap menjadi tempat yang menarik untuk menyebarkan modal dalam jangka panjang. Fundamental pasar ada sehingga investor akan dapat menemukan peluang menarik," kata Penasihat Senior Praktik Ekuitas Swasta Global Bain yang berbasis di Singapura Suvir Varma dikutip dari Antara, Rabu, 26 April 2023.
 
Pasalnya, analisis Bain menunjukkan kondisi ekonomi makro di Asia Tenggara lebih tangguh daripada wilayah Asia Pasifik lainnya. Pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) riil di Asia Tenggara tetap kuat, sementara indeks terkait inflasi tetap moderat.
 
Selain itu, ketegangan geopolitik yang sedang berlangsung antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok akan terus menciptakan peluang bagi bisnis Asia Tenggara.

Seperti biasa, kata Suvir, tantangan bagi investor yaitu melakukan berbagai hal dasar dengan baik, seperti mencari penawaran bagus dan mendorong nilai portofolio di perusahaan. Menurut survei Bain, investor semakin meningkatkan pengalihan penekanan pada penciptaan nilai ke upaya yang berfokus pada biaya dalam bisnisnya.
 
Namun, persaingan akan semakin ketat untuk beberapa aset dan beberapa ekspansi tidak akan lagi menjadi pendorong pengembalian yang berkelanjutan.
 
"Hal itu memberi lebih banyak tekanan pada investor untuk menciptakan nilai selama periode kepemilikan mereka," tuturnya.

Pasar ekuitas melambat

Meski fundamental makro jangka panjang Asia Tenggara tetap kuat, ia mengungkapkan pasar ekuitas swasta di kawasan ini sempat mengalami perlambatan dalam aktivitas transaksi pada 2022.
 
Nilai kesepakatan di Asia Tenggara mengalami penurunan sebesar 52 persen pada 2022 dibandingkan tahun sebelumnya, dengan jumlah kesepakatan yang juga menurun sebesar 15 persen.
 
Singapura dan Indonesia terus menarik sebagian besar modal investasi di Asia Tenggara pada tahun lalu, yakni lebih dari 80 persen nilai dan jumlah kesepakatan kawasan. Tetapi, aktivitas di semua kawasan menurun sepanjang tahun.
 
Suvir menambahkan, internet dan teknologi terus memimpin sebagai sektor investor utama di setiap negara, dengan pelayanan kesehatan dan keuangan diposisikan sebagai sektor terbesar kedua dan ketiga di seluruh geografi.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan