"Indikator ekonomi di Tiongkok telah turun secara signifikan, dan kesulitan dalam beberapa aspek dan sampai batas tertentu lebih besar daripada ketika epidemi melanda kita dengan parah pada 2020," kata Li, pada pertemuan darurat dengan ribuan perwakilan dari pemerintah daerah, dilansir dari The Business Times, Senin, 30 Mei 2022.
Komentar bearish itu membebani saham, dengan Indeks CSI 300 turun hampir satu persen pada awal perdagangan untuk memimpin kerugian di Asia. Imbal hasil obligasi Pemerintah Tiongkok bertenor 10-tahun memperpanjang penurunan untuk hari keempat menjadi 2,75 persen.
Peringatan Li menambah tekanan Beijing mungkin kehilangan target PDB dengan selisih besar tahun ini karena tetap fokus pada pengendalian infeksi covid-19 melalui kontrol yang ketat. Ekonom yang disurvei Bloomberg memperkirakan produk domestik bruto akan tumbuh 4,5 persen tahun ini, jauh di bawah target pemerintah sekitar 5,5 persen.
Perdana menteri meminta para pejabat untuk memastikan pengangguran turun dan ekonomi beroperasi dalam kisaran yang wajar pada kuartal kedua tahun ini, media pemerintah mengutipnya. Tingkat pengangguran negara yang disurvei naik menjadi 6,1 persen pada April, tertinggi sejak Februari 2020.
"Ekonomi berada pada saat yang paling suram sejak kuartal kedua 2020," kata Kepala Penelitian Makro dan Strategi China Renaissance Securities Hong Kong Bruce Pang.
"Pertemuan itu tidak dimaksudkan untuk mengumumkan lebih banyak langkah kebijakan, tetapi memperkuat konsensus, menyempurnakan rincian, dan mendesak penerapan kebijakan guna memastikan semua kebijakan yang ada mulai berlaku," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News