Ilustrasi harga minyak dunia. Foto : AFP.
Ilustrasi harga minyak dunia. Foto : AFP.

Harga Minyak Jatuh, Dipicu Pembicaraan Damai Rusia-Ukraina

Antara • 30 Maret 2022 07:03
Houston: Harga minyak mentah dunia dua persen lebih rendah pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB). Pelemahan ini karena kemajuan pembicaraan damai antara Rusia dan Ukraina untuk mengakhiri konflik selama berminggu-minggu.
 
Dikutip dari Antara, Rabu, 30 Maret 2022, harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Mei turun USD2,25 atau dua persen menjadi USD110,23 per barel di London ICE Futures Exchange.
 
Sementara itu, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei kehilangan USD1,72 atau 1,6 persen menjadi USD104,24 per barel di New York Mercantile Exchange.

Lebih lanjut, harga minyak membebani minyak berjangka, penguncian baru di Tiongkok untuk mengekang penyebaran virus korona memicu kekhawatiran permintaan bahan bakar dapat terpukul.
 
Negosiator Ukraina dan Rusia bertemu di Turki untuk diskusi tatap muka pertama dalam hampir tiga minggu. Negosiator top Rusia mengatakan pembicaraan itu konstruktif.
 
Rusia berjanji untuk mengurangi operasi militernya di sekitar Kyiv dan Ukraina utara; Ukraina mengusulkan adopsi status netral tetapi dengan jaminan internasional bahwa itu akan dilindungi dari serangan.
 
Minyak keluar dari posisi terendah sesi ketika negosiator utama Moskow memperingatkan janji Rusia untuk mengurangi operasi militer tidak mewakili gencatan senjata dan kesepakatan formal dengan Kyiv masih panjang.
 
"Mungkin ada alasan untuk sedikit lebih optimistis daripada kemarin, tetapi saya tidak berpikir seluruh situasi dengan Ukraina ini akan hilang dalam 15 menit ke depan," ujar Direktur Eksekutif Energi Berjangka di Mizuho Robert Yawger.
 
Sanksi yang dijatuhkan kepada Rusia atas invasinya ke Ukraina telah mengganggu pasokan minyak dan mendorong harga minyak ke hampir USD140 per barel, tertinggi dalam sekitar 14 tahun.
 
Analis ANZ Research mengatakan penguncian baru di Shanghai untuk mengekang meningkatnya kasus virus korona juga menekan harga pada Selasa, 29 Maret 2022, karena pasar khawatir tentang penurunan permintaan Tiongkok. Shanghai menyumbang sekitar 4,0 persen dari konsumsi minyak Tiongkok.
 
"Lockdown telah mengurangi konsumsi bahan bakar transportasi di Tiongkok ke titik di mana beberapa penyulingan independen mencoba menjual kembali minyak mentah yang dibeli untuk pengiriman selama dua bulan ke depan," kata para pedagang dan analis.
 
Wakil Presiden Senior Analisis Rystad Energy Claudio Galimberti mengatakan melemahnya permintaan minyak global diperkirakan akan bertahan hingga April dan Mei. Dia juga mengutip ketegangan Rusia-Ukraina, harga minyak yang tinggi, dan situasi covid-19 di Tiongkok.
 
Stok minyak mentah AS turun tiga juta barel pekan lalu, menurut sumber pasar, mengutip angka American Petroleum Institute, lebih curam dari penurunan 1,0 juta yang diperkirakan oleh analis yang disurvei oleh Reuters. Data persediaan pemerintah akan dirilis pada Rabu.
 
Di awal sesi, harga minyak naik hampir dua dolar karena gangguan lanjutan dari pasokan Kazakhstan serta karena produsen-produsen utama tidak menunjukkan tanda-tanda bergegas untuk meningkatkan produksi secara signifikan.
 
Kazakhstan akan kehilangan setidaknya seperlima dari produksi minyaknya selama sebulan setelah kerusakan akibat badai pada titik tambat yang digunakan untuk mengekspor minyak mentah dari Caspian Pipeline Consortium (CPC).
 
Kelompok produsen OPEC+ diperkirakan akan tetap pada rencananya untuk kenaikan produksi moderat pada Mei meskipun harga tinggi serta seruan dari Amerika Serikat dan konsumen lain untuk pasokan yang lebih banyak.
 
Menteri energi Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, anggota kunci, mengatakan OPEC+ tidak boleh terlibat dalam politik karena tekanan meningkat pada mereka untuk mengambil tindakan terhadap Rusia atas invasi ke Ukraina.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan