Mengutip Xinhua, Jumat, 17 Desember 2021, ECB menyusun rencana untuk mengurangi program pembelian aset kembarnya dan mengindikasikan bahwa tidak mungkin menaikkan suku bunga utama sebelum Oktober 2022, meskipun inflasi melonjak di zona euro.
ECB mengatakan akan menghentikan pembelian aset bersih di bawah Program Pembelian Darurat Pandemi (PEPP) sekuritas sektor swasta dan publik pada akhir Maret 2022. PEPP adalah bagian penting dari paket stimulus ECB untuk melawan risiko virus korona dan guna meningkatkan perekonomian.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Paket tersebut pertama kali diluncurkan pada Maret 2020, dengan amplop keseluruhan awal 750 miliar euro (USD847,6 miliar). Program pembelian obligasi telah diperluas dua kali tahun lalu sebelum akhirnya dinaikkan menjadi 1,85 triliun euro.
Dalam keputusan kebijakan moneternya, ECB juga mengkonfirmasi langkah yang lebih rendah dari pembelian aset bersih pada kuartal pertama 2022, dan memutuskan untuk menginvestasikan kembali pembayaran pokok dari sekuritas jatuh tempo yang dibeli di bawah PEPP hingga setidaknya akhir 2024.
Pandemi
ECB mengatakan pandemi telah menunjukkan bahwa, pada kondisi tertekan, fleksibilitas dalam desain dan pelaksanaan pembelian aset telah membantu mengatasi gangguan transmisi kebijakan moneter dan membuat upaya untuk mencapai tujuan lebih efektif. Namun hal itu tanpa mengesampingkan kemungkinan melanjutkan program pembelian obligasi darurat."Pembelian bersih di bawah PEPP juga dapat dilanjutkan, jika perlu, untuk melawan guncangan negatif terkait pandemi," kata ECB.
Lebih lanjut, Dewan Pengatur ECB memutuskan untuk mempertahankan suku bunga utamanya dan mengatakan suku bunga utama tidak akan dinaikkan sebelum Oktober 2022. "Dewan Pengatur memperkirakan pembelian bersih akan segera berakhir sebelum mulai menaikkan suku bunga utama ECB," kata ECB.
Berkenaan dengan inflasi, Presiden ECB Christine Lagarde masih bersikeras bahwa inflasi diperkirakan turun dalam perjalanannya di tahun depan. Dalam proyeksi staf terbarunya, ECB memperkirakan inflasi tahunan mencapai 2,6 persen pada 2021, lalu 3,2 persen pada 2022, kemudian 1,8 persen pada 2023, dan 1,8 persen pada 2024.