Ketika ekonomi global menghadapi enam bulan yang sangat sulit, Mohammed al-Jadaan mengatakan, prospek produsen minyak Teluk Arab sangat baik dan mungkin akan tetap demikian selama enam tahun ke depan.
Arab Saudi, pengekspor minyak utama dunia, dan sesama produsen di OPEC telah memperingatkan kurangnya investasi dalam hidrokarbon. Sementara itu, kapasitas produksi cadangan terbilang tipis dan permintaan masih relatif sehat meskipun ada hambatan ekonomi yang kuat.
"Pemikiran tentang energi dan energi terbarukan serta perubahan iklim sekarang (telah) menjadi lebih realistis sebenarnya transisi akan memakan waktu tidak hanya satu tahun, bukan 10 tahun, (tetapi) mungkin 30 tahun," kata Jadaan, dilansir dari The Business Times, Selasa, 1 November 2022.
Baca: Sri Mulyani Harap Skema KPBU AP Efektif Selesaikan Proyek BPLJSKB Bekasi |
"Jadi kita perlu berinvestasi dalam ketahanan energi kita, tetapi pada saat yang sama tidak mengabaikan perubahan iklim. Di kawasan kami melakukan banyak upaya untuk benar-benar mengurangi emisi. Kami berinvestasi sebanyak mungkin dalam energi konvensional tetapi juga berinvestasi dalam inisiatif perubahan iklim," tambahnya.
Adapun Arab Saudi dan negara-negara Teluk Arab lainnya telah berusaha untuk meningkatkan kredensial hijau mereka. Riyadh tahun lalu mengatakan Kerajaan bertujuan untuk mencapai nol emisi gas rumah kaca, sebagian besar dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar fosil, pada 2060.
Jadaan mengatakan kerja sama global diperlukan untuk mewujudkan stabilitas dan bahwa negara-negara Teluk Arab akan membantu negara-negara di kawasan yang lebih luas menghadapi prospek ekonomi yang sangat sulit.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News