Ilustrasi. FOTO: AFP
Ilustrasi. FOTO: AFP

RBA: Suku Bunga Masih Terlalu Rendah untuk Tekan Lonjakan Inflasi

Angga Bratadharma • 26 Juli 2022 12:02
Sydney: Bank sentral Australia atau Reserve Bank of Australia (RBA) melihat perlunya pengetatan kebijakan lebih lanjut karena suku bunga masih terlalu rendah untuk menekan lonjakan inflasi di tengah pasar tenaga kerja yang kuat. Hal itu meski suku bunga sudah mengalami kenaikan beberapa kali.
 
"Tingkat suku bunga masih sangat rendah untuk ekonomi dengan pasar tenaga kerja yang ketat dan menghadapi periode inflasi yang lebih tinggi. Anggota memandang penting ekspektasi inflasi tetap berlabuh dengan baik dan periode inflasi yang lebih tinggi bersifat sementara," risalah RBA menunjukkan, dilansir dari The Business Times, Selasa, 26 Juli 2022.
 
Bank sentral menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin pada pertemuan tersebut, kenaikan ketiga dalam beberapa bulan. Tingkat netral diperkirakan berada dalam kisaran 2-3 persen, dengan Gubernur RBA Philip Lowe sering menyebut tingkat suku bunga 2,5 persen sebagai sekitar netral.
 
Namun, risalah menunjukkan, Dewan RBA khawatir tingkat netral akan naik jika inflasi yang lebih tinggi didukung ke dalam ekspektasi rumah tangga dan bisnis. Sejak pertemuan Dewan pada 5 Juli, data menunjukkan, pengangguran turun tajam pada Juni ke level terendah 48 tahun di 3,5 persen karena perekrutan melampaui semua ekspektasi.
Baca: AKR Corporindo Catat Peningkatan Laba 72% di Semester I-2022

Dengan lowongan masih pada rekor tertinggi dan Australia pada dasarnya pada pekerjaan penuh, pasar bertaruh RBA mungkin memilih untuk memperketat lebih cepat dan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin pada Agustus menuju 3,25 persen pada akhir tahun.

Risalah menunjukkan RBA memperkirakan inflasi akan turun kembali ke kisaran target 2-3 persen pada 2023, meskipun itu tergantung pada ekspektasi yang tetap berlabuh. Dewan RBA juga membahas bagaimana rumah tangga Australia yang berutang besar akan menghadapi kenaikan biaya pinjaman dan inflasi.
 
"Anggota sepakat untuk terus memantau berbagai pengaruh ini pada pengeluaran rumah tangga ketika menilai pengaturan kebijakan moneter yang tepat," pungkas risalah.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan