Mengutip Antara, Rabu, 20 Oktober 2021, minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Desember terangkat 75 sen menjadi USD85,08 per barel di London ICE Futures Exchange. Kontrak berjangka minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman November bertambah 52 sen menjadi USD82,96 per barel di New York Mercantile Exchange.
Harga telah naik dalam dua bulan terakhir. Sejak awal September, Brent telah melonjak sekitar 19 persen, sementara WTI telah melonjak sekitar 21 persen. Kedua patokan minyak mentah itu mendekati level tertinggi multi-tahun mereka karena pasar minyak diperkirakan akan tetap ketat untuk saat ini.
OPEC dan Badan Energi Internasional (IEA) dalam laporan bulanan masing-masing pekan lalu melihat pasar minyak secara nyata kekurangan pasokan dalam jangka pendek. Adapun kebijakan produksi terbatas yang dilakukan oleh OPEC+ sebagian dinilai sudah bertanggung jawab.
"Peningkatan produksi yang disepakati sebesar 400 ribu barel per hari setiap bulan tidak akan cukup karena segala sesuatunya saat ini berdiri untuk menutup kesenjangan antara permintaan dan pasokan," kata Analis Energi Commerzbank Research Carsten Fritsch.
"Neraca permintaan-penawaran menunjukkan bahwa pasar mengalami defisit pasokan, yang mendorong penarikan persediaan yang dalam dan mendorong harga-harga bergerak naik," kata Analis Pasar Minyak Ssenior Rystad Energy Louise Dickson.
"Keketatan pasar ini diperkirakan akan meluas hingga sebagian besar 2022, dan permintaan minyak mentah hanya akan mengejar pasokan minyak mentah pada kuartal keempat tahun depan," tambahnya.
Penurunan suhu
Dengan penurunan suhu saat musim dingin di belahan bumi utara mendekat dan permintaan pemanasan meningkat, harga minyak, batu bara, dan gas alam kemungkinan akan tetap tinggi, kata para pedagang dan analis.Cuaca yang lebih dingin sudah mulai mencengkram Tiongkok, dengan perkiraan suhu mendekati titik beku untuk wilayah utara, menurut AccuWeather.com. Kenaikan harga batu bara dan gas alam di Asia diperkirakan akan menyebabkan beberapa pengguna akhir beralih ke minyak yang lebih murah sebagai alternatif.
Namun, krisis listrik yang mengirim harga lebih tinggi juga menghambat pertumbuhan ekonomi Tiongkok, yang turun ke level terendah dalam setahun, data resmi menunjukkan. Tingkat pemrosesan minyak mentah harian Tiongkok juga turun bulan lalu, jatuh ke level terendah sejak Mei tahun lalu.
Di Brasil, perusahaan minyak milik negara Petrobras menegaskan tidak akan dapat memenuhi permintaan atipikal dari distributor bahan bakar pada November yang telah melampaui kapasitas produksinya, meningkatkan kekhawatiran kekurangan pasokan di negara itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News