Batu bara menyumbang sekitar 70 persen dari pembangkit listrik India. "Potensi krisis listrik kemungkinan berdampak langsung pada pemulihan ekonomi India yang baru lahir yang dipimpin oleh aktivitas industri alih-alih layanan," kata Ekonom India Societe Generale Kunal Kundu, dilansir dari CNBC International, Rabu, 13 Oktober 2021.
Data pemerintah menunjukkan pada 6 Oktober, sebanyak 80 persen dari 135 pembangkit listrik tenaga batu bara India memiliki persediaan kurang dari delapan hari. Lebih dari setengahnya memiliki persediaan senilai dua hari atau kurang.
Menurut Direktur Penelitian Perusahaan Pemeringkat CRISIL, Hetal Gandhi, anak perusahaan dari S&P Global, sebagai perbandingan, selama empat tahun terakhir, persediaan batu bara rata-rata yang dimiliki pembangkit listrik adalah sekitar 18 hari pasokan.
"Anda akan melihat tingkat stok naik delapan hingga 10 hari lagi pada Desember. Tapi yang jelas, mereka tidak akan naik mendekati 18 hari bahkan sampai Maret. Pemantauan ketat akan diperlukan selama enam bulan ke depan," kata Gandhi
Batu bara India yang dikelola negara, yang menyumbang lebih dari 80 persen produksi batu bara India, bulan lalu dilaporkan akan meningkatkan pasokan ke utilitas untuk mengatasi kekurangan batu bara di pembangkit listrik. Adapun kombinasi dari faktor pasokan dan penurunan impor batu bara menyebabkan krisis saat ini.
India mengalami lonjakan permintaan listrik antara April dan Agustus. Kondisi itu terjadi ketika ekonomi mendapatkan kembali momentum untuk tumbuh setelah gelombang kedua covid-19 menghancurkan perekonomian. "Pemulihan ekonomi lebih tajam dari yang diperkirakan banyak orang," kata Gandhi.
Gandhi menjelaskan perusahaan pembangkit listrik termal memiliki persediaan batu bara yang ramping dan tidak mengantisipasi lonjakan permintaan listrik tahun ini. Sumber pembangkit listrik lainnya -seperti tenaga air, gas, dan nuklir- juga menurun.
Dirinya mengatakan musim hujan yang tidak merata adalah salah satu faktornya. Kurangnya curah hujan di beberapa daerah memengaruhi produksi pembangkit listrik tenaga air, atau tenaga air. Beberapa faktor lainnya yakni kenaikan tajam harga gas serta penghentian pemeliharaan di pembangkit listrik tenaga nuklir.
"Semua itu menyebabkan peningkatan pembangkit listrik tenaga batu bara," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News