Ekonomi Tiongkok. Foto: AFP.
Ekonomi Tiongkok. Foto: AFP.

Kepala Bank Dunia Desak Tiongkok untuk Meringankan Beban Utang Negara Berkembang

Arif Wicaksono • 09 Desember 2022 14:24
Washington: Presiden Bank Dunia David Malpass mengatakan kepada pejabat senior Pemerintah Tiongkok agar Beijing perlu beruat lebih banyak untuk meringankan beban utang pada negara berkembang.
 
Malpass ketika bertemu dengan Perdana Menteri Li Keqiang, Menteri Keuangan Liu Kun, dan Gubernur Bank Rakyat Tiongkok Yi Gang meminta Tiongkok untuk membantu mempercepat restrukturisasi utang bagi negara-negara miskin.
 
baca juga: Presiden Tiongkok ke Arab Saudi, Tingkatkan Rasa Kepercayaan Strategis Kedua Negara

"Presiden Malpass dan Perdana Menteri Li mengadakan diskusi mendetail tentang beban tingkat utang yang tidak berkelanjutan di banyak negara berkembang," kata dia dikutip dari Channel News Asia, Jumat, 9 Desember 2022.
 
Malpass mengatakan pembayaran layanan utang yang meningkat pesat menguras sumber daya yang terbatas dari negara-negara pengutang sekaligus mengurangi pengeluaran untuk kesehatan, pendidikan, infrastruktur, dan prioritas iklim.
Malpass berpartisipasi dalam pertemuan dengan pejabat Tiongkok dan pemberi pinjaman negara di kota Huangshan, Tiongkok timur, bersama dengan Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional Kristalina Georgieva, dan para pemimpin lembaga internasional lainnya untuk membahas berbagai masalah ekonomi makro.
 
Malpass pertama kali mengkonfirmasi partisipasinya dalam pertemuan minggu lalu di konferensi Reuters NEXT, juga mengungkapkan bahwa negara-negara termiskin di dunia sekarang berutang USD62 miliar dalam layanan utang bilateral tahunan, naik 35 persen dari tahun sebelumnya. Laporan statistik utang tahunan Bank Dunia  menunjukkan ini setara dengan sepersepuluh dari pendapatan ekspor mereka, level tertinggi sejak 2000.
 
Dana Moneter Internasional juga memperkirakan bahwa negara-negara berpenghasilan rendah akan membutuhkan hampir USD500 miliar dalam pembiayaan eksternal hingga tahun 2026, dengan peningkatan kebutuhan sekitar USD57 miliar selama 2022 dan 2023 karena perang Rusia di Ukraina.
 
Malpass meminta Menteri Keuangan Tiongkok Liu untuk melakukan kepemimpinan aktif Tiongkok dalam mengatasi utang yang tidak berkelanjutan dan mempercepat proses restrukturisasi utang Zambia yang sedang berlangsung.
 
"Zambia berusaha keras untuk menyelesaikan restrukturisasi hampir USD15 miliar utang luar negeri awal tahun depan dan berkomunikasi dengan Tiongkok, kreditur bilateral terbesarnya," kata Menteri Keuangan Zambia Situmbeko Musokotwane. IMF mendesak Zambia untuk mencapai kesepakatan dengan kreditur sesegera mungkin.
 
Malpass dan Liu juga bertukar pandangan tentang transparansi utang, pelaporan dan rekonsiliasi, dan perbandingan perlakuan antara kreditur sektor bilateral dan swasta secara resmi dalam skema restrukturisasi.  
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id

(SAW)



LEAVE A COMMENT
LOADING
social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif