"Mereka mungkin akan segera bergerak untuk menenangkan situasi dan kondisi yang dimana hal ini membuat pelaku pasar dan investor khawatir. Spanyol dan Jerman mulai berspekulasi Bank Sentral Eropa akan secepatnya mengakhiri era tingkat suku bunga negatif yang terjadi hampir delapan tahun," kata Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus, Senin, 4 April 2022.
Presiden Bundesbank Joachim Nagel mengatakan Bank Sentral Eropa harus menanggapi inflasi dengan cepat tanpa melewatkan kesempatan untuk melakukan tindakan pencegahan.
Diharapkan Bank Sentral Eropa kembali berada di belakang kurva atau lebih jauh daripada negara lainnya. Wakil Presiden Bank Sentral Eropa melihat bahwa inflasi akan bergerak 2-3 kali lipat lebih cepat dalam kurun waktu 1-2 bulan mendatang.
"Inflasi datang akibat biaya komoditas, bahan bakar, dan energi yang lebih tinggi. Kami melihat, fase ekspansi ekonomi juga mulai goyah, karena kenaikan harga telah melemahkan konsumsi ditambah lagi perang yang mulai menghancurkan kepercayaan dan investasi bagi investor. Kami cukup khawatir dengan perang yang tidak kunjung berakhir," terang Nico.
Adapun inflasi Eropa didominasi oleh biaya energi dari tagihan listrik rumah tangga yang meningkat 35 persen. Biaya ini berpotensi bertamba 30 persen dalam beberapa bulan ke depan di tengah lonjakan kenaikan harga gas alam.
Biaya bahan bakar di Eropa naik 15 persen pada Maret, sehingga kontribusi biaya energi terhadap inflasi akan mencapai 4,3 persen.
"Kalau melihat sikap dari Bank Sentral Eropa yang dipimpin oleh Christine Lagarde, tampaknya mereka akan bergerak lebih cepat, setidaknya pada kuartal II-2022 untuk bisa mengendalikan inflasi dengan menaikkan tingkat suku bunga," tambah Nico.
Di sisi lain, sanksi terhadap Rusia di bidang energi mungkin menjadi salah satu cara yang mampu untuk menekan negara Beruang Mera tersebut. Namun Eropa tidak berani untuk mengambil sanksi ini karena akan memberatkan mereka sendiri.
"Pertanyaannya, tindakan apa yang harus dilakukan Rusia agar seluruh dunia mampu memberikan sanksi yang dimana hal ini mendorong mereka untuk berkorban demi kepentingan yang lebih besar. Sejauh ini sepertinya tindakan yang dilakukan oleh Amerika, Eropa dan semuanya masih belum mampu menghentikan agresi dari Rusia," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News