New York: Harga minyak dunia nyaris menembus USD100 per barel pada akhir perdagangan Selasa waktu setempat (Rabu pagi WIB). Lonjakan harga minyak mentah ini dipicu oleh eskalasi Rusia-Ukraina.
Mengutip Antara, Rabu, 23 Februari 2022, patokan global minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman April diperdagangkan hingga mencapai setinggi USD99,50 dolar per barel. Angka ini tertinggi sejak September 2014, sebelum menetap di USD96,84 dengan kenaikan 1,5 persen atau USD1,52.
Serupa, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Maret juga mencapai tertinggi tujuh tahun di USD96 per barel, sebelum ditutup pada USD92,35 kenaikan 1,4 persen atau USD1,28.
"Pasar jelas memompa premi risiko yang berlebihan ketika Rusia memasuki bagian separatis Ukraina dan premi ketakutan ini secara bertahap luruh," kata Presiden Ritterbusch and Associates Jim Ritterbusch.
Adapun Presiden AS Joe Biden mengumumkan gelombang pertama sanksi terhadap Rusia, dengan menargetkan bank-bank Rusia dan utang negara tersebut. Biden juga mengancam akan memberikan hukuman yang lebih berat jika Rusia melanjutkan agresinya.
Sementara itu, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, bersama-sama dikenal sebagai OPEC+, menolak seruan untuk meningkatkan pasokan lebih cepat.
Mengutip Antara, Rabu, 23 Februari 2022, patokan global minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman April diperdagangkan hingga mencapai setinggi USD99,50 dolar per barel. Angka ini tertinggi sejak September 2014, sebelum menetap di USD96,84 dengan kenaikan 1,5 persen atau USD1,52.
Serupa, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Maret juga mencapai tertinggi tujuh tahun di USD96 per barel, sebelum ditutup pada USD92,35 kenaikan 1,4 persen atau USD1,28.
"Pasar jelas memompa premi risiko yang berlebihan ketika Rusia memasuki bagian separatis Ukraina dan premi ketakutan ini secara bertahap luruh," kata Presiden Ritterbusch and Associates Jim Ritterbusch.
Adapun Presiden AS Joe Biden mengumumkan gelombang pertama sanksi terhadap Rusia, dengan menargetkan bank-bank Rusia dan utang negara tersebut. Biden juga mengancam akan memberikan hukuman yang lebih berat jika Rusia melanjutkan agresinya.
Sementara itu, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, bersama-sama dikenal sebagai OPEC+, menolak seruan untuk meningkatkan pasokan lebih cepat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News