Ilustrasi. Foto: AFP.
Ilustrasi. Foto: AFP.

Wall Street Terjun Bebas Imbas Bank Sentral Global Ramai-ramai Jinakkan Inflasi

Husen Miftahudin • 24 Juni 2023 10:02
New York: Wall Street jatuh pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), karena meningkatnya kekhawatiran bank-bank sentral global akan menaikkan suku bunga lebih lanjut tahun ini untuk mengekang inflasi.
 
Kondisi tersebut juga membuat aset-aset safe-haven menguat, karena taruhan pengetatan moneter yang lebih besar dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi global.
 
Mengutip Xinhua, Sabtu, 24 Juni 2023, indeks Dow Jones Industrial Average merosot 219,28 poin atau 0,65 persen menjadi menetap di 33.727,43 poin. Indeks S&P 500 kehilangan 33,56 poin atau 0,77 persen menjadi berakhir di 4.348,33 poin. Indeks Komposit Nasdaq tergelincir 138,09 poin atau 1,01 persen menjadi ditutup pada 13.492,52 poin.

Semua dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona merah, dengan sektor utilitas memimpin penurunan kehilangan 1,51 persen. Sektor jasa-jasa komunikasi membukukan penurunan terlemah, jatuh 0,25 persen.
 

Investor mulai cari aset yang aman


Saham-saham di AS jatuh pada Jumat, 23 Juni 2023, karena investor mencari tempat berlindung yang aman di obligasi dan dolar di tengah gelombang kenaikan suku bunga global dan pernyataan hawkish dari para gubernur bank sentral.
 
Beberapa analis percaya pengetatan yang berlebihan akan menyebabkan kemerosotan ekonomi yang tajam secara global, menyusul kenaikan suku bunga di Inggris, Turki, Swiss, dan Norwegia.
 
Saham-saham AS merosot terseret prospek pertumbuhan global yang terus memburuk. Risiko penurunan ekonomi yang lebih tajam lebih besar untuk Eropa daripada untuk Amerika Serikat, sehingga dapat menjaga dukungan dolar dalam jangka pendek.
 
"Ini adalah minggu yang buruk untuk saham dan itu mulai mengurai banyak perdagangan teknologi berkapitalisasi besar. Nasdaq semakin terpukul karena perdagangan AI (kecerdasan buatan) melihat aksi ambil untung yang signifikan," kata analis pasar senior di OANDA Edward Moya.
 
Baca juga: Harga Emas Bangkit Setelah Tiga Bulan 'Pincang'

Ekonomi AS terindikasi melambat


Data yang dirilis pada Jumat, 23 Juni 2023, juga menunjukkan pertumbuhan ekonomi AS mungkin melambat. S&P Global melaporkan, indeks manajer pembelian (PMI) gabungan AS turun menjadi 53,0 pada Juni dari 54,3 pada Mei.
 
Secara khusus, PMI jasa-jasa AS merosot ke 54,1 pada Juni dari 54,9 pada Mei, terendah dalam dua bulan terakhir. Sementara PMI manufaktur turun ke terendah enam bulan 46,3 pada Juni dari 48,4 pada Mei.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan