Mengutip Channel News Asia, Minggu, 6 Februari 2022, lonjakan inflasi global memaksa Federal Reserve AS, bank sentral Eropa, Bank of Japan (BoJ), dan Bank of England (BoE) untuk mengambil langkah-langkah dukungan yang sudah digunakan selama pandemi virus korona.
The Fed sekarang diperkirakan menaikkan suku bunga AS sebanyak lima kali di tahun ini, yang akan menjadi yang tercepat sejak 2005-2006. Minggu ini juga telah melihat BoE menaikkan suku bunga utama untuk kedua kalinya dalam tiga bulan, sementara ECB memberikan sinyal adanya kenaikan suku bunga pertama dalam satu dekade.
"Neraca bank sentral G4 akan mencapai puncaknya pada Mei," kata analis Morgan Stanley, menambahkan pengurangan USD2,2 triliun yang mereka harapkan akan menjadi 4,5 kali lebih besar daripada 2018 ketika sekitar USD500 miliar hilang.
"Kami memperkirakan neraca bank sentral Eropa benar-benar menyusut lebih cepat daripada Fed dari Mei 2022 hingga Mei 2023, mengingat likuiditas yang lebih sedikit melalui TLTRO," kata Morgan Stanley merujuk pada penyediaan dana ultra-murah dan tidak terbatas ECB untuk bank-bank zona euro.
Siap menaikkan suku bunga
Di sisi lain, Ketua Federal Reserve Jerome Powell memberikan sinyal kuat bahwa bank sentral Amerika Serikat siap untuk menaikkan suku bunga pada Maret 2022 untuk pertama kalinya, sejak memotongnya menjadi nol ketika covid-19 melanda. Kondisi itu akan mengakhiri era uang mudah yang memicu pencapaian rekor di Wall Street selama pandemi.Dalam konferensi pers setelah pertemuan pertama komite penetapan kebijakan Fed tahun ini, Powell menggarisbawahi kesediaan bank sentral AS untuk memerangi inflasi yang merajalela, bahkan ketika ia memperkirakan harga akan turun di tahun ini.
"Saya akan mengatakan komite berkeinginan untuk menaikkan suku bunga dana federal pada pertemuan Maret, dengan asumsi kondisinya sesuai untuk melakukannya," pungkas Powell.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News