baca juga: Wall Street Menguat Didorong Kenaikan Saham Teknologi |
Dikutip dari Antara, Kamis, 21 Juli 2022, perusahaan manufaktur dan pertambangan baja multinasional Inggris yang sebagian dimiliki oleh oligarki Rusia, Evraz PLC, membukukan kerugian paling besar (top loser) di antara saham-saham unggulan atau blue chips, dengan harga sahamnya terjungkal 12,59 persen.
Diikuti oleh saham perusahaan pertambangan logam mulia Inggris-Rusia Polymetal International PLC yang terpuruk 4,30 persen, serta perusahaan pengemasan multinasional Inggris DS Smith PLC kehilangan 3,83 persen.
Sementara itu, saham-saham di bursa Jerman berakhir lebih rendah pada perdagangan Rabu waktu setempat, Rabu, 20 Juli 2022, berbalik melemah dari kenaikan selama tiga hari berturut-turut, dengan indeks acuan DAX 40 di Bursa Efek Frankfurt merosot 0,20 persen atau 26,43 poin, menjadi 13.281,98 poin.
Dari 40 saham perusahaan besar pilihan yang menjadi komponen indeks DAX 40, sebanyak 13 saham berhasil mencatat keuntungan, 26 saham mengalami kerugian dan satu saham diperdagangkan tidak berubah. Bursa Efek Frankfurt terhitung sejak 20 September 2021 secara resmi memperluas komponen indeks DAX 30 menjadi 40 saham atau menjadi indeks DAX 40.
Saham-saham di bursa Prancis berakhir lebih rendah pada perdagangan Rabu, 20 Juli 2022, menghentikan reli selama tiga hari berturut-turut, dengan indeks acuan CAC 40 di Bursa Efek Paris tergelincir 0,27 persen atau 16,56 poin menjadi menetap di 6.184,66 poin.
Dari 40 saham perusahaan besar pilihan yang menjadi komponen indeks CAC 40, sebanyak 19 saham berhasil membukukan keuntungan, sementara 21 saham lainnya mengalami kerugian.
Sebuah perusahaan yang mengembangkan dan memasarkan sistem terintegrasi untuk sektor transportasi multinasional Prancis, Alstom SA, menderita kerugian terbesar (top loser) di antara saham-saham unggulan atau blue chips, dengan harga sahamnya merosot 2,72 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News