Gautam Adani. FOTO: M SCOTT BRAUER/THE NEW YORK TIMES
Gautam Adani. FOTO: M SCOTT BRAUER/THE NEW YORK TIMES

Siapakah Adani dan Mengapa Perusahaannya Bangkrut?

Angga Bratadharma • 08 Februari 2023 12:01
Mumbai: Kerajaan bisnis Gautam Adani telah kehilangan nilai puluhan miliar dolar akibat dituding melakukan penipuan dan pencucian uang. Di Indonesia, Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun menyinggung permasalahan tersebut dan meminta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperkuat pengawasan agar kasus serupa tidak terjadi di Tanah Air.

Siapakah Gautam Adani?

Mengutip Channel News Asia, Rabu, 8 Februari 2023, Adani adalah seorang anak putus sekolah yang pemalu dan berasal dari keluarga sederhana yang kemudian menjadi orang terkaya ketiga di dunia.
 
Pindah ke Mumbai di masa remajanya untuk bekerja menyortir berlian, dia kemudian mendirikan bisnis ekspor-impornya sendiri. Terobosan besarnya datang pada 1995 ketika dia mengakuisisi pelabuhan pengiriman tepat ketika ekonomi India mulai terbuka.
 
Saat ini Adani Group menjalankan bisnis dari berbagai macam sektor di antaranya pembangkit listrik, penambangan batu bara, semen, media, dan makanan. Sebanyak tujuh unitnya yang terdaftar memiliki nilai pasar pada Januari sekitar USD220 miliar.
Lagi Ada Kasus, Saham Adani Enterprises India Malah Meroket 20%

Kritikus mengatakan kedekatan Adani dengan Perdana Menteri India Narendra Modi, sesama penduduk asli negara bagian Gujarat, telah membawa keuntungan yang tidak adil bagi kelompoknya dalam memenangkan bisnis.

Di balik kenaikan harga saham perusahaannya yang menggiurkan, Adani menjadi orang terkaya di Asia. Menurut Forbes, secara global hanya Elon Musk, Bernard Arnault, dan keluarganya yang lebih kaya.

Laporan Hindenburg Research

Namun kondisi itu berubah. Pasalnya pada 24 Januari, Hindenburg Research -sebuah kelompok aktivis investasi AS yang membuat saham Adani jatuh- menuduh Adani Group melakukan manipulasi saham yang kurang ajar dan skema penipuan akuntansi selama beberapa dekade.
 
Investigasi dua tahun Hindenburg juga menemukan kakak laki-laki Vinod Adani, melalui beberapa rekan dekat, mengelola labirin besar entitas cangkang lepas pantai.
 
"Kami percaya Grup Adani telah mampu melakukan penipuan besar dan mencolok di siang hari bolong sebagian besar karena investor, jurnalis, warga negara, dan bahkan politisi takut untuk berbicara karena takut akan pembalasan," katanya.

Aksi jual besar-besaran

Laporan tersebut telah memicu aksi jual besar-besaran saham di perusahaan Adani, memusnahkan lebih dari USD68 miliar dari nilai pasar, menurut Bloomberg News. Perdagangan beberapa saham dihentikan sementara. Kekayaan pribadi Adani telah merosot sekitar USD40 miliar dan dia telah jatuh dari daftar orang kaya versi Forbes ke nomor delapan.
 
Peristiwa itu terbilang tidak pas karena bertepatan ketika Grup Adani sedang berusaha mengumpulkan USD2,5 miliar untuk memperkuat keuangannya dengan penjualan sahamnya.
 
Sedangkan pada 25 Januari, Kepala Keuangan Adani menyebut laporan Hindenburg sebagai kombinasi berbahaya dari kesalahan informasi selektif dan tuduhan basi, tidak berdasar, mendiskreditkan yang telah diuji, serta ditolak oleh pengadilan tertinggi India.
 
Kemudian Adani mengeluarkan pernyataan setebal 413 halaman yang membantah semua klaim Hindenburg, menyebut grup itu 'Madoffs of Manhattan' -merujuk pada pemodal bengkok Bernie Madoff.
 
"Ini bukan hanya serangan yang tidak beralasan terhadap perusahaan tertentu, tetapi serangan yang diperhitungkan terhadap India, kemandirian, integritas, dan kualitas institusi India, serta kisah pertumbuhan dan ambisi India," katanya.
 
Sementara itu, beberapa perusahaan Adani secara perlahan mulai naik kembali, tetapi secara keseluruhan investor terus membuang saham Adani yang akibatnya menghapus miliaran lebih nilai pasar. Hindenburg mengatakan bahwa hanya sekitar 30 halaman pernyataan Adani yang berfokus pada isu-isu terkait laporannya.
 
"Tanggapan selanjutnya terdiri dari 330 halaman catatan pengadilan, bersama dengan 53 halaman laporan keuangan tingkat tinggi, informasi umum, dan rincian inisiatif perusahaan yang tidak relevan, seperti bagaimana hal itu mendorong kewirausahaan wanita dan produksi sayuran yang aman," pungkas Hindenburg.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan