Pertumbuhan berkelanjutan dan profitabilitas menjadi agenda utama mereka, terutama dengan semakin sulitnya mendapatkan modal ventura di seluruh dunia. Kehadiran kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) menentukan kesuksesan generasi berikutnya sehingga banyak pendiri yang ikut serta dalam perlombaan untuk mengembangkan dan mengkomersialkan teknologi ini.
Produk aplikasi AI sangat beragam, misalnya untuk membantu produsen mengidentifikasikan cacar produksi, memeriksa peralatan, dan membantu perusahaan jasa keuangan dalam penelitian pasar.
Melihat daftar penerima penghargaan Forbes 30 Under 30 Asia tahun ini, banyak solusi kreatif dan inovatif yang membuktikan adanya perkembangan di tengah kesulitan. Mereka adalah generasi muda sebagai pendiri dan penemu, serta ingin memberikan perubahan dan kemudahan. Berikut adalah daftar pengusaha Indonesia yang termasuk dalam kategori Forbes 30 Under 30 Asia, dilansir Forbes.
Baca juga: Mau Cuan dari Bisnis Oleh-Oleh Haji? Simak Ide dan Tipsnya |
Hiburan dan olahraga
1. Voice of Baceprot (VoB), band metal
Voice of Baceprot atau VoB adalah band musik metal perempuan hijab Indonesia yang terdiri dari Firda Marsya Kurnia (vokal), Widi Rahmawati (bas), dan Euis Siti Aisyah (drum). Mereka merilis album pertamanya yang berjudul "Retas" setelah bersama selama satu dekade.
Mereka pertama kali mengenal musik metal di awal masa remaja oleh seorang guru yang mengajar mereka bermain alat musik dan juga membantu mendirikan VoB. Beranjak dari itu, mereka melakukan kover lagu dari grup seperti Metallica.

VoB (Foto: Instagram @voiceofbaceprot)
VoB ingin menunjukkan kepeduliannya terhadap isu-isu seperti ketidaksetaraan gender dan perubahan iklim melalui lirik lagunya. Bahkan, Majalah berbasis di Inggris "Metal Hammer", mengatakan VoB sebagai 'band metal yang dibutuhkan dunia saat ini'. Salah satu single mereka yang bertajuk 'God, Allow Me (Please) to Make Music' telah ditonton lebih dari lima juta kali di YouTube.
Pada Juni 2024, untuk pertama kalinya dalam sejarah 54 tahun, VoB sebagai musisi Indonesia diundang dalam festival Inggris dan tampil di Glastonbury.
2. Mahalini Raharja, penyanyi
Mahalini Raharja merupakan salah satu artis Indonesia yang mengalami pertumbuhan popularitas yang cepat. Lagunya di Spotify didengar oleh lebih dari tujuh juta orang pada Januari dan mencapai puncaknya di 10,3 juta pendengar pada Juni 2023.
Ia memulai kariernya saat Indonesian Idol yang ke-10 pada 2019, ia berhasil menduduki urutan lima besar sebelum tereliminasi. Sejak saat itu, ia merilis beberapa single dan album solo debutnya bertajuk 'Fábula', dan bahkan juga berhasil melakukan tur nasionalnya. Hit paling populernya adalah 'Sial' yang telah didengar hampir 300 juta kali di Spotify.
Finance & Venture Capital
1. Serano Tannason, Co-founder Bang Jamin
Mengetahui tingkat penetrasi asuransi yang rendah, yakni kurang dari lima persen, Serano Tannason memanfaatkan peluang dari situasi untuk mendirikan startup perantara asuransi Bang Jamin sebagai CTO pada 2022.
Bang Jamin yang bermitra dengan perusahaan asuransi menawarkan berbagai produk asuransi seperti asuransi kendaraan, termasuk produk unik seperti asuransi mobil yang terjangkau untuk lansia dan model bayar per kilometer. Pada 2023, Bang Jamin berhasil mengumpulkan dana sebanyak USD3,1 juta dari Northstar, BRI Ventures, dan Venturra.
Serano Tannason sebagai seorang insinyur perangkat lunak juga pernah bekerja dengan perusahaan seperti Microsoft dan Robotutor. Ia juga memiliki gelar sarjana ilmu komputer dan robotika dari Universitas Carnegie Mellon, Pittsburgh, Pennsylvania.
2. Sherman Tanuwidjaja, Co-founder Gajiku
Sherman Tanuwidjaja adalah salah satu dari pendiri Gajiku yang berbasis di Indonesia. Gajiku membantu para karyawan untuk mengakses gaji mereka terlebih dahulu dan memberikan bantuan kepada karyawan mereka. Dengan ini, karyawan dapat menghindari pinjaman berbunga, termasuk dari rentenir.

Sherman Tanuwidjaja. Foto: dok Gajiku
Gajiku didirikan pada 2021 dan telah bermitra dengan 70 perusahaan yang melibatkan lebih dari 100 ribu karyawan, termasuk perusahaan kayu Sampoerna Kayoe. Gajiku berhasil mengumpulkan dana sebesar USD1,1 juta yang dipimpin oleh AC Ventures pada 2022. Sebelum beralih ke Gajiku, Sherman juga ikut dalam mendirikan aplikasi manajemen karyawan Vara dan Ocurise Consultancy.
3. Heinrich Vincent, Founder Bizhare
Heinrich Vincent adalah salah satu pendiri Bizhare, platform crowdfunding yang berbasis di Jakarta untuk membantu orang berinvestasi di UKM dan bisnis waralaba. Dengan Bizhare, seseorang dapat bekerja sama untuk membeli kepemilikan bisnis seperti toko serba ada atau outlet F&B, serta obligasi.
Bizhare didirikan pada 2018 sebelum adanya regulasi crowdfunding di Indonesia dan mengumpulkan dana tak disebut, termasuk satu putaran yang dipimpin oleh Kejora Capital dan SBI Holdings pada November lalu. Vincent berencana untuk memperluas basis investornya ke institusi. Selain pendiri Bizhare, ia juga adalah angola pendiri dan wakil ketua Asosiasi Crowdfunding Indonesia.
Baca juga: 10 Orang Terkaya di Dunia Berdasarkan Sahamnya, Siapa Saja? |
Consumer technology
1. Qurrat Ayub, Chief Strategy Officer Pinhome
Qurrat Ayub adalah chief strategy officer di startup teknologi properti Pinhome yang berbasis di Jakarta. Ia mengarahkan proyek-proyek strategis dan vertikal bisnis sambil mengawasi upaya penggalangan dana, termasuk pendanaan seri B Pinhome sebesar USD50 juta pada 2022 kepada salah satu karyawan pertamanya sejak diluncurkannya Pinhome pada awal 2020.
Selain memberikan layanan perantara properti satu atap, Pinhome juga menghubungkan pemilik rumah dengan penyedia layanan perawatan rumah, kecantikan, kesehatan di 40 kota seluruh Indonesia. Ayub memiliki pengalaman bekerja di GoTo dalam bidang strategi bisnis dan pengembangan produk sebelum bergabung dengan Pinhome.
2. Muhammad Agung Saputra, Founder Surplus Indonesia
Muhammad Agung Saputra bersama dengan co-founder lainnya menciptakan Surplus dalam tujuan mengurangi limbah makanan di Indonesia. Aplikasi memungkinkan pemasok makanan besar seperti hotel, mal, dan petani untuk dapat menjual makanan berlebih dengan harga yang murah.

Muhammad Agung Saputra, founder Surplus. Foto: dok Surplus
Sejak peluncurannya pada 2021, perusahaan ini telah menarik pelanggan ritel dan perhotelan besar seperti Marriott international dan Mal Sarinah Jakarta. Selain itu, perusahaan ini juga melayani beberapa wilayah di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, dan Bali. Pada tahun lalu pun, startup ini mendapatkan dana awal yang tidak diungkapkan dari Salam Pacific Indonesia Lines.
Industry, Manufacturing & Energy
1. Ahmad Syaifulloh Imron, Ashab Alkahfi Ananda Putra, dan Tubagus Syailendra, Co-founders Chickin
Tiga pemuda tersebut mendirikan sebuah startup bidang teknologi pertanian Chickin pada 2020. Chickin adalah perusahaan yang berbasis di Jakarta dan membantu peternak ayam di Indonesia untuk meningkatkan produksi melalui perangkat yang berbasis IoT yang disebut CI-Touch, yang dapat memantau kelembaban dan suhu, serta melakukan penyesuaian.
Perusahaan ini juga dapat membantu peternak menjual ayam secara nasional. Pada 2022, Chickin mengumpulkan dana awal yang tidak diungkapkan dari East Ventures.

Co-founders Chickin. Foto: dok Chickin
2. Graceila Putri, Co-founder Juragan Material
Graceila Putri merupakan salah satu pendiri dari Juragan Material pada 2021. Startup ini bekerja mengoperasikan marketplace online bagi perusahaan konstruksi dalam membeli bahan seperti semen dan pipa. Perusahaan ini membuat investor tertarik karena situs ini menawarkan inovasi baru dalam pengadaan jika dibandingkan dengan saluran tradisional seperti panggilan telepon dan pesan teks. Setahun setelah didirikan, pada 2022, Juragan Material dapat mengumpulkan dana awal sebanyak USD4 juta dari para investor termasuk Go-Ventures dan SIG.
Media, Marketing & Advertising
1. Michael Andrian, Founder madebyhumans
Michael Andrian adalah seorang pendiri madebyhumans, sebuah agen kreatif berbasis di Jakarta yang memproduksi materi pemasaran untuk berbagai merek yang menggunakan teknologi seperti augmented reality, virtual reality, dan generative-AI.

Michael Andrian. Foto: dok madebyhumans
Klien dari perusahaan ini adalah Indofood, VietJet, dan Meta. Kolaborasinya bersama dengan Meta ditunjukkan selama KTT G20 di Bali pada 2022. Selain, madebyhumans, Michael Andrian juga telah mendirikan AI: CONIC yang merupakan sebuah perusahaan yang menggunakan AI untuk menciptakan 'makhluk virtual' yang digunakan untuk pemasaran.
2. Oktorika Mandasari, Co-founder BintanGO
Pada 2021, Oktorika Mandasari mendirikan BintanG) yang merupakan sebuah marketplace untuk para konten kreator. BintanGO awalnya diluncurkan sebagai aplikasi yang memungkinkan orang untuk membayar dan mendapatkan shoutout dari selebriti favorit mereka sebelum berkembang menjadi platform kolaboratif untuk kreator, merek, dan agensi.
Pada Agustus yang lalu BintanGO mengumpulkan dana sebesar USD2,2 juta dalam putaran eksistensi pendanaan awal dari para investor, termasuk Investible dan Contents Technologies sehingga totalnya mencapai USD4,8 juta. Perusahaan ini akan menggunakan dananya untuk memungkinkan perdagangan langsung (live commerce) pada platform Instagram dan TikTok di Indonesia.
Retail & E-Commerce
1. Rizky Arief Dwi Prakoso, Karina Innadindya, dan Amron Naibaho, Co-founders HMNS
Rizky Arief Dwi Prakoso, Karina Innadindya, dan Amron Naibaho melihat kesenjangan antara pilihan mewah dan anggaran di pasar parfum Indonesia. Mereka kemudian meluncurkan HMNS (dibaca humans) pada 2019 untuk menawarkan parfum berkualitas yang memanfaatkan bahan-bahan lokal dan teknik inovatif dengan harga yang terjangkau.
Salah satu parfum mereka, Unrosed, tidak dibuat menggunakan mawar sebagai bahan, tetapi palmarosa dari Jawa yang menggunakan metode soliflore. HMNS telah menjual 800 ribu botol pada tahun lalu dan akan menawarkan pewangi ruangan, serta memperluas pasar ke Malaysia tahun ini.
2. Robert Tan, Co-founder Cosmart
Cosmart yang didirikan bersama dengan Robert Tan adalah sebuah platform e-commerce berbasis keanggotaan di Indonesia untuk kebutuhan makanan. Cosmart bermitra dengan perusahaan barang konsumen dan pemasok, serta mengaku mereka menawarkan harga yang lebih rendah untuk produk segar dan kebutuhan rumah tangga yang akan diantar dalam jangka waktu dua hari.
Pada 2022, Cosmart mengumpulkan dana awal sebesar USD5 juta dari para investor, termasuk East Ventures, Lightspeed Venture Partners, dan Vertex Ventures Southeast Asia and India. Kini, mereka melayani wilayah Jakarta dan berencana untuk memperluasnya ke kota lain. Sebelum mendirikan Cosmart, Robert Tan memimpin inisiatif pengembangan produk di sebuah perusahaan fintech Pluang dan platform perjalanan Traveloka.
3. Ramadhan Satrio Nugroho, Co-founder Gently
Ramadhan Satrio Nugroho mendirikan merek perawatan bayi, Gently bersama dengan istrinya Nyoman Anjani. Keduanya mulai menjalankan kewirausahaan mereka setelah anak pertama mereka mengalami kesulitan dalam mencari produk perawatan kulit yang cocok dan dengan biaya terjangkau untuk kulit sensitifnya.

Nyoman Anjani, co-founder Gently. Foto: dok Gently.
Produk dari merek ini termasuk sabun mandi, shampoo, dan krim kulit yang terbuat dari bahan alami yang lebih lembut untuk kulit. Pada 2023, Gently mengumpulkan sejumlah dana dalam putaran awal yang tidak diungkapkan dari Northstar, Accel, dan Init6 Ventures.
Baca juga: Decabillionaires: Inilah 10 Keluarga Terkaya di Amerika Sepanjang Masa |
Social Impact
1. Muhammad Rezki Achyana, Founder Parakerja
Parakerja yang didirikan oleh Muhammad Rezki Achyana adalah sebuah platform online yang membantu para penyandang disabilitas untuk bekerja di berbagai sektor. Parakerja merekrut penyandang disabilitas, memberikan layanan kursus, dan terjemahan Bahasa Isyarat indonesia.
Ia merupakan perwakilan negara untuk Jaringan pendidikan Khusus dan Asosiasi Inklusi Indonesia dan juga merupakan seorang influencer di TikTok yang membicarakan pentingnya inklusi. Pada 2023, Parakerja termasuk dalam program akselerator yang didukung oleh badan pengembangan Jepang, JICA.
2. Tamara Dewi Gondo Soerijo, Co-founder Liberty Society
Tamara Dewi Gondo Soerijo mendirikan Liberty Society dengan niat ingin mendistribusikan kembali keuntungan perusahaan untuk membantu para perempuan marginal. Ia menargetkan pengungsi di Indonesia yang berasal dari Timur Tengah dan Afrika. Liberty Society juga mengadakan lokakarya untuk mengajarkan para pengrajin cara membuat barang dari bahan daur ulang yang kemudian dijual kepada banyak perusahaan.
Mereka mendaur ulang limbah menjadi totebag dan barang dagangan yang kemudian menjadi hadiah korporat untuk Samsung, AXA Indonesia, dan perusahaan besar lainnya. Tamara yang merupakan mantan kontestan Miss Indonesia telah menerima hibah lebih dari USD500 ribu, termasuk dari DBS dan UNDP.
The Arts (Art & Style, Food & Drink)
1. Yessi Nur Mulianawati (Yessiow), Artis Mural
Yessiow merupakan seorang seniman mural dan ilustrator dari Bali. Ia telah menampilkan beberapa karya muralnya di dinding-dinding Kamboja, India, Yordania, Nepal, Afrika Selatan, Turki, dan Indonesia. Gaya khasnya memperlihatkan warna-warna yang cerah dan penggambaran pot atau vas dengan objek lainnya.
Dalam karyanya, Yessiow kerap menampilkan sosok perempuan berkulit gelap dan mendukung keragaman, serta body positivity. Pada 2021, ia telah meluncurkan situs web Street Art Calls untuk membantu para seniman mendapatkan pengakuan internasional.
2. Kimberly Tandra, Founder Suedeson
Kimberly Tandra memiliki tekad yang kuat untuk menjadi desainer busana. Usai lulus dengan gelar master program Bisnis Mode Esmod di Paris pada 2017, ia meluncurkan labelnya Suedeson. Nama label tersebut merupakan gabungan nama depan kedua orang tuanya yang sempat meragukan dirinya.
Ia telah menampilkan koleksi pertamanya di New York Fashion Week pada 2018 dan 2024. Kini, ia menjadi desainer termuda yang tergabung dalam kurasi Indonesia Now. Gaya busana dari label Suedeson menampilkan warna-warna cerah dan flora asli Indonesia, serta menggunakan bordir tradisionalnya. (Keizya Ham)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id